Demokrasi kita impor dari luar. Kami ingin kita berdemokrasi dengan falsafah Pancasila yang mengedepankan musyawarah, gotong-royong dan toleransi. Apakah sistem demokrasi bangsa kita bisa dikoreksi, sehingga kami yang menjaga marwah budaya ini bisa menghadang perpecahan.
Jangan sampai dalam lima tahun kepemimpinan MPR RI, ada provinsi yang belum tersentuh didatangi.
Hindari Perpecahan Golkar
Menurut pendukung garis keras Prabowo Subianto di Pilpres 2019 ini, pasangan Prabowo-Jokowi sangat ideal memimpin Indonesia, karena dua tokoh bangsa ini bisa menyatukan perpecahan yang selama ini terjadi.
Karena ke depan tantangan kita akan menjadi semakin besar, kita butuh untuk mengurangi potensi-potensi perpecahan, dan ini selalu saya sampaikan setiap saat kita bertemu dengan seluruh elemen masyarakat, seluruh tokoh, khusus kali ini hal-hal tersebut jadi konsen kita.
Kami berharap pemilu itu ajang pesta demokrasi yang aman, nyaman, tertib menjaga persatuan dan kesatuan. Tentu saja harus dilakukan dengan bersukaria, jadinya gembira, bukan terjadi perpecahan.
Saat-saat seperti ini, benar kata Pak Jokowi dan Pak Prabowo, yang sesuatu menimbulkan perpecahan jangan kita besar-besarkan. Tapi sesuatu yang mendorong persatuan lah yang kita perjuangkan.
Kegagalan untuk menyetujui penyediaan tank-tank tersebut mungkin menandakan perpecahan yang berkembang di dalam NATO karena memasok senjata semacam itu.
Apa yang ingin saya sampaikan, marilah kita meningkatkan kerukunan, meningkatkan ukhuwah, meningkatkan persatuan. Jangan kita mau diadu domba. Segala kehidupan selalu pikirkan itu, kesejukan, ketenangan. Perbedaan pendapat biasa, jangan menjadi perpecahan. Itu yang saya ingin sampaikan pada kesempatan malam hari ini.
Hari ini kita telah membuktikan bahwa perbedaan suku, agama bukanlah salah satu sumber perpecahan, bahkan untuk menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, kita berkumpul disini membawa energi perubahan untuk negeri kita tercinta.