Momentum globalisasi ekonomi yang kini diikuti revolusi industri 4.0 serta bonus demografi yang akan dirasakan Indonesia dalam beberapa tahun ke depan menjadi faktor pendorong bangsa Indonesia untuk mampu melesat menjadi sebuah negara dengan kekuatan ekonomi yang lebih besar
Angka bonus demografi di Pulau Bali belakangan terus mengalami penurunan, terkait dengan pola pikir sebagian masyarakat di mana memiliki 2 orang anak dianggap sudah cukup, dengan dalih agar tidak merepotkan pihak orang tua.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus menyiapkan sarana dan prasarana menghadapi bonus demografi yang diperkirakan mencapai 64 persen.
Tren perkembangan demografi ini tentu berdampak besar pada potensi dan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah, termasuk di dalamnya zakat.
Faisal menegaskan, bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari non produktif, akan mencapai puncaknya dalam waktu yang tidak lama lagi.
Ini adalah tahun keempat stafnya akan menikmati bonus dan bahwa angka tahun ini bertambah hingga NT$1,85 juta atau Rp840 juta.
Terlebih lagi angkatan muda ini sudah masuk dalam satu lingkungan hidup teknonologi 4.0
Negara-negara maju seperti Jepang, Kanada atau negara-negara Skandanavia tak lagi produkti karena kolompok usia produktif terus menyusut
Indonesia dinilai perlu menyiapkan generasi emas untuk menghadapi bonus demografi yang diprediksi terjadi pada tahun 2045 mendatang.
"Saya pengen punya karya yang orang nggak cuma nikmatin hari ini, tapi 10 atau 20 tahun lagi dan itu formula saya entah di buku, youtube ataupun musik. Saya nggak mau bikin sesuatu yang viral, itu cuma bonus. Sebisa mungkin saya bikin yang bertahun-tahun orang bisa nikmatin," jelas Bung Fiersa