Di Turki sendiri, pemerintah mengumumkan pemberhentian hampir 1.400 anggota angkatan bersenjata dengan tuduhan terlibat dalam upaya kudeta militer yang gagal.
Pihak-pihak yang ditahan akan ditanyai atas dugaan mereka mendukung pria yang dituduh menjadi otak kudeta, ulama yang bertempat tinggal di Amerika Serikat, Fethullah Gulen.
Serangan seperti itu takkan bermanfaat bagi tujuan tak manusiawi pelaku teror dan akan meningkatkan persatuan di kalangan rakyat dalam perang.
Keduanya merupakan mahasiswi yang mengenyam pendidikan di Turki berkat beasiswa dari sebuah lembaga swadaya masyarakat asal Turki bernama PASIAD.
Penangkapan masih terkait hasil investigasi terhadap kudeta gagal pada 15 Juli, tokoh terkemuka terbaru yang ditahan dalam penindakan keras pascapemberontakan.
Presiden Turki Tayyip Erdogan membicarakan persoalan tersebut dengan Presiden AS Barack Obama di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Negara Kelompok 20 di China pada awal bulan ini.
Pernyataan Erdogan dalam pidatonya di New York, Kamis, tersebut sepertinya akan menambah ketegangan antara Turki dan Washington terkait dukungan AS bagi pasukan Kurdi
Pemerintahan Turki melancarkan pembukaman pers selama pemberlakukan status darurat pasca kudeta gagal pada Juli lalu.
Menyusul diumumkannya persetujuan kabinet soal perpanjangan keadaan darurat selama 90 hari, pemerintahan Erdogan melakukan operasi pembersihan secara menyeluruh di Turki.
Dalam peraturan tersebut menyebutkan, provinsi lain juga bisa mengajukan izin menanam ganja untuk tujuan ilmiah.