AstraZeneca menolak untuk mengkonfirmasi berapa banyak peserta yang telah disuntik di AS sebelum persidangan dijeda ketika ditanya Times.
Proyek vaksin AstraZeneca adalah salah satu yang paling menjanjikan dan maju di dunia untuk memerangi pandemi global, yang kini telah merenggut nyawa 1,1 juta orang.
AstraZeneca, yang sedang mengembangkan vaksin COVID-19 bersama University of Oxford, juga menyampaikan bahwa respons merugikan vaksin terhadap para lansia juga lebih rendah.
Terlalu dini untuk mengetahui apakah dan seberapa baik vaksin tersebut bekerja dalam mencegah penyakit COVID-19.
Oxford dan AstraZeneca melaporkan bahwa vaksin mereka efektif 62% pada orang yang menerima dua dosis, dan efektif 90% ketika sukarelawan diberi setengah dosis diikuti dengan dosis penuh.
Perusahaan yang mengembangkan vaksin bersama Universitas Oxford itu akan melakukan uji coba tambahan setelah sejumlah pakar meragukan keampuhannya.
Jurnal medis Lancet pada Selasa (8/12) menerbitkan sebagian hasil dari tes vaksin di Inggris, Brasil dan Afrika Selatan, hasil keamanan pada 23.745 peserta dan tingkat perlindungan pada 11.636.
Rencana imunisasi awal negara bertujuan untuk memvaksinasi 300 juta orang, yang terdiri dari petugas kesehatan, staf garis depan termasuk polisi dan mereka yang dianggap rentan karena usia atau penyakit lain pada Agustus 2021.
Negara Afrika Utara, dengan sekitar 35 juta orang, telah mencatat lebih dari 447.000 kasus COVID-19 termasuk 7.618 kematian, menurut hitungan resmi terbaru.