Sebuah laporan global review perkembangan resistensi antimikroba memprediksi resistensi antimikroba ini akan menjadi pembunuh nomor 1 di dunia pada 2050.
Seluruh pemangku kepentingan terkait harus ikut berperan sebagai bagian dari solusi dalam mengendalikan laju resistensi antimikroba
Isu Resistensi Antimikroba juga dipandang sebagai ancaman serius bagi keberlangsungan ketahanan pangan, khususnya bagi pembangunan di sektor peternakan dan pertanian.
Hal itu disampaikan menyikapi pemberitaan tentang adanya temuan bakteri resisten antibiotik tertentu pada sampel produk ayam di beberapa lokasi.
Dalam menangani kejadian AMR, prinsip pendekatan One Health, yakni koordinasi, komunikasi, dan kolaborasi perlu dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan terkait (intersektoral)
Kondisi ini terjadi karena antimikroba diberikan dengan dosis dan indikasi yang tidak tepat.
Pupuk hayati merupakan pupuk yang memanfaatkan mikroba/bio fertilizer untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Bersama WOAH dan Industri Perunggasan, Indonesia Deklarasikan 5 Langkah Konkrit Kendalikan Resistensi Antimikroba
Kementan dan FAO Promosikan Produk Unggas Bebas Residu Antimikroba.