Jum'at, 11/07/2025 05:44 WIB

Kementan dan FAO Promosikan Produk Unggas Bebas Residu Antimikroba

Kementan dan FAO Promosikan Produk Unggas Bebas Residu Antimikroba.

Direktur Jnderal PKH, Nasrullah saat memberikan sambutan pada kunjungan kerja Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Jumat (9/4).

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dengan Food Agriculture Organization (FAO) dan Pemerintah Provinsi Lampung mempromosikan produk unggas (telur dan ayam) bebas residu antimikroba untuk pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada puncak peringatan Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia atau World Antimicrobial Awareness Week (WAAW) yang dilaksanakan di Kota Metro, Lampung, Kamis (24/11).

"Ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menjamin penyediaan produk hewan yang aman dan berkualitas, sebagai sumber konsumsi protein hewani bagi masyarakat," ungkap Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah dalam talkshow membahas konsumsi telur.

Nasrullah mengatakan, resistensi antimikroba saat ini juga menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat karena bakteri resisten dapat menyebar melalui rantai makanan. Oleh karena itu, Kementan bekerja sama dengan FAO beberapa tahun terakhir berupaya mengajak berbagai pihak untuk peduli dan berperan dalam memerangi laju resistensi antimikroba (AMR), serta mempromosikan produk unggas yang aman dan berkualitas tinggi bagi masyarakat.

Pada kesempatan tersebut Nasrullah juga memberikan apresiasi atas pencapaian Provinsi Lampung dalam pencegahan AMR.

"Kami apresiasi selama ini Provisni Lampung mempunyai komitmen yang kuat, termasuk dari asosiasi, dan peternak unggas di provinsi ini untuk memerangi resistensi antimikroba, melalui berbagai upaya untuk menerapkan praktik-praktik yang baik dalam penyediaan produk hewan," ungkap Nasrullah.

Sebagai informasi, pada tahun 2019, empat belaspeternak telur di Lampung telah menerapkan biosekuriti 3 zona di peternakan mereka dan mendapatkan sertifikat higiene dan sanitasi makanan dari pemerintah, atau Nomor Kontrol Veteriner (NKV).

“Kita semua tentunya ingin masyarakat kita sehat semua, apalagi telur adalah sumber protein hewani yang harganya terjangkau dan mudah diolah dan tubuh kita membutuhkan protein yang cukup untuk menjadi sehat”, kata Nasrullah. Oleh karena itu Nasrullah pun menyarankan agar masyarakat mengkonsumsi telur yang aman dan berkualitas untuk dikonsumsi”, imbuhnya.

Sebagai bagian dari peringatan WAAW tahun ini, serangkaian acara juga digelar untuk mempertegas dan mendukung komitmen Indonesia dalam memerangi AMR.

Mengawali WAAW tahun ini, Kementan bekerjasama dengan FAO mengadakan seminar di Makassar (19/11) dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk bertindak dalam pencegahan AMR pada peternakan unggas.

Menurut Nasrullah, peternak adalah pemain kunci dalam mengurangi resistensi antimikroba, sehingga Deklarasi bersama yang ditandatangani oleh peternak unggas, asosiasi, akademisi, dan pemerintah daerah Makassar diharapkan dapat mendukung upaya pencegahan.

Ia pun mendorong peternak skala kecil untuk meningkatkan kebersihan dan biosekuriti peternakan agar mendapatkan sertifikasi NKV, sehingga dapat menghasilkan produk unggas yang berkualitas.

Selanjutnya, Di Jakarta, deklarasi sektor swasta pun juga dilakukan di Jakarta (22/11) bersama-sama untuk mencegah AMR. Deklarasi tersebut menyoroti beberapa poin komitmen untuk melaksanakan upaya pencegahan AMR oleh industri perunggasan dan obat hewan.

Nasrullah pun mengatakan, ke depan, pemerintah Indonesia akan bekerjasama dengan multipihak untuk mendorong investasi dalam inovasi alternatif antimikroba, akses vaksin yang lebih merata dan pengawasan yang lebih baik, seperti yang digaungkan dalam pertemuan Menteri Kesehatan tentang AMR di forum G20.

"Dengan bekerja sama, Indonesia akan melindungi sistem pangan, mata pencaharian, dan ekonomi dengan lebih baik dari kekuatan destabilisasi yang disebabkan oleh AMR," tandasnya

KEYWORD :

Kementan FAO Ditjen PKH Nasrullah Produk Unggas Bebas Residu Antimikroba




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :