Video Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan saat memberikan amplop kepada seorang Kiai viral di media sosial (Medsos).
KPK kembali membongkar amplop berisi uang dari kardus keempat milik politikus Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso. Amplop berisi uang suap tersebut untuk kepentingan serangan fajar pada Pemilu 2019 nanti.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta bekerja sama dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengusut amplop "cap jempol" yang disita dari politikus Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dinilai tidak mendidik dalam berpolitik. Untuk itu, Bawaslu diminta untuk menindak Luhut soal pemberian amplop kepada Kiai Muntasor di Madura beberapa hari lalu.
Politikus Golkar Bowo Sidik Pangarso sebagai tersangka kasus suap PT Pupuk Indonesia dan PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK), mengaku diperintahkan rekannya, Nusron Wahid menyediakan 400.000 amplop.
KPK memastikan akan menyelidiki pengakuan politikus Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso soal adanya perintah dari Nusron Wahid menyiapkan 400 ribu amplop untuk serangan fajar pada Pemilu 2019.
Politikus Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso menyebut sumber uang senilai Rp8 miliar yang disita dari 400 ribu amplop bersumber dari salah satu menteri kabinet Jokowi.
Politikus Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso menegaskan, Nusron Wahid sebagai pihak yang memerintahkan untuk mengumpulkan 400 ribu amplop senilai Rp8 miliar.
Politikus Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso menyebut sumber uang senilai Rp8 miliar yang disita dari 400 ribu amplop dari salah satu menteri kabinet Jokowi. Siapa menteri yang dimaksud?
Politikus Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso menyindir koleganya Nusron Wahid sebagai orang muslim yang beriman. Hal itu menanggapi bantahan Nusron terkait perintah menyiapkan 400.000 amplop berisi uang Rp8 miliar.