Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) DPR mengutuk keras tindakan biadab aksi teror bom gereja di Surabaya, Jawa Timur. Tindakan tersebut tidak punya prikemanusiaan.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menegaskan, pelaku teror bom bunuh diri di gereja Surabaya bukan Islam. Mereka adalah robot yang diprogram untuk merusak citra Islam.
Islamic State in Irak and Syria (ISIS) dikenal sebagai organisasi teroris paling radikal yang belakangan menyebar ke sejumlah negara. ISIS disebut sebagai ciptaan Amerika, Inggris, dan Israel.
Aksi teror bom bunuh diri di Surabaya yang dilakukan oleh sekelompok keluarga dinilai sebagai tindakan konyol dan sakit jiwa. Sebab, para pelaku teroris rela mengorbankan nyawa keluarga demi kepentingan yang sesat.
Anggota Komisi III DPR RI M. Nasir Djamil menyampaikan, maraknya kasus terorisme mengandung propaganda asing yang bisa mengancam kedaulatan negara.
Memperkuat basis intelijen menjadi salah satu solusi untuk memberantas tindak kejahatan terorisme. Dengan intelijen yang kuat, aksi pemberantasan terorisme bisa lebih terarah dan efektif.
Aksi teror bom bunuh diri di Surabaya yang melibatkan anak usia pelajar dinilai sebagai pukulan telak bagi dunia pendidikan di tanah air.
Kesenjangan, baik sosial, pendidikan, sampai keadilan hukum menjadi lahan subur terorisme di tanah air. Hal itu yang perlu dibenahi untuk mencegah aksi terorisme meluas.
Politikus PDIP mengapresiasi pembentukan Komando Operasi Pasukan Khusus Gabungan (Koopsusgab) sebagai wujud kehadiran negara memberantas terorisme di tanah air.
Pada insiden tersebut dua polisi dan seorang jemaat gereja tewas. Kemudian para pelaku berhasil dibunuh oleh pihak keamanan.