Denda tersebut datang di tengah upaya perdamaian AS dan Korut, serta strategi Presiden AS Donald Trump membujuk pemimpin Korut Kim Jong Un, agar melucuti fasilitas nuklir Pyongyang.
Kepada wartawan di Washington DC, pasangan Melania itu mengatakan, "dialog yang baik" sedang berlangsung dengan Korea Utara, tetapi sanksi terhadap Pyongyang akan tetap ada.
Di hadapan Komite Intelijen Senat, Direktur Intelijen Nasional Dan Coats membeberkan bahwa Pyongyang tidak sepenuhnya setuju melakukan denuklirisasi.
Pyongyang menggunakan fasilitas sipil, termasuk bandara, untuk perakitan rudal balistik dan pengujian dengan tujuan untuk mengkelabui publik.
Ini berarti Korut harus menghapus seluruh program senjata pemusnah massal di Pyongyang, termasuk rudal balistik antarabenua.
Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong Ho, Pyongyang hanya menuntut pencabutan sebagian sanski sebagai imbalan untuk menutup kompleks nuklir utamanya.
Moon mengatakan tidak akan menginginkan Pyongyang dan Washington untuk menghentikan dialog terlalu lama, dan dia percaya bahwa kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan pada akhirnya.
Kim Jong un akan bertemu Putin pada Kamis (25/4)di pelabuhan Vladivostok Rusia Pasifik Rusia untuk membahas kebuntuan tentang program nuklir Pyongyang.
Rusia telah menyerukan Gedung Putih agar sanksi-sanksi yang diberlakukan terhadap Korea Utara dikurangi. Namun, AS menuduhnya berusaha membantu Pyongyang menghindari sanksi.
Proses denuklirisasi pun mandek sejak perundingan Washington-Pyongyang Februari lalu tak mencapai kesepakatan apapun.