Minggu, 28/04/2024 13:19 WIB

Demo 4 November

Membandingkan Sikap Jokowi Dengan Bung Karno Saat Hadapi Demo Rakyatnya

Presiden Jokowi bersikukuh tidak menemui massa aksi yang berdemonstrasi di depan Istana Negara, Jumat kemarin (4/11/2016)

Jakarta - Sejak awal saat menjadi capres, sosok Joko Widodo (Jokowi) kerap didengungkan sebagai figur lanjutan yang mewarisi model kepemimpinan presiden Soekarno (Bung Karno) oleh para pendukungnya. Kepemimpinan Bung Karno yang merakyat dan mengekspresikan kepentingan wong cilik dinilai menjadi tujuan utama politik Jokowi.

Selain diusung PDIP yang diketuai oleh putri bung Karno Megawati Soekarnoputri, Jokowi juga dihantarkan sebagai capres dengan visi Nawacita yang konon katanya merupakan manifestasi pandangan politik presiden pertama RI tersebut.

Sukses menjadi presiden, Jokowi seolah haadir sebagai pemimpin "anak ideologis" Bung Karno.

Peristiwa aksi 4 November menghadirkan bayangan bagaimana Bung Karno saat menghadapi rakyat yang menuntutnya dibandingkan dengan sikap Jokowi menghadapi massa demonstrasi di depan Istana Negara, Jumat (4/11/2016).

Pengamat politik Vox Populi Centre Pangi Sarwi Chaniago menilai Jokowi tidak meniru sikap Bung Karno dalam menghadapi rakyat yang mendemonya. Menurutnya, Jokowi yang tidak mau ditemui sebagaimana permintaan demonstran menunjukkan tipikal sesungguhnya yang jauh berbeda dengan cara Bung Karno memimpin rakyatnya.

"Apakah itu bukan rakyatnya sehingga elergi menemui rakyatnya?. Kita masih ingat dengan istilah, vox populi, vox dei. Suara rakyat adalah suara Tuhan. 10 orang saja yang menghadap menyampaikan aspirasi dan kehendaknya, tetap Soekarno (Bung Karno) menemui rakyatnya, apalagi ini ratusan ribu rakyatnya yang ingin bertemu presiden," ujar Pangi kepada Jurnas.com di Jakarta, Sabtu (5/11/2016).

Pria yang biasa dipanggil Ipang ini mengatakan muncul kesan kuat di antara para demonstran bahwa presiden tidak berani bertemu dengan rakyatnya sendiri.

"Terkesan di benak rakyat, presiden (kratos) menghindar dan menjauh dari rakyatnya (demos). Rakyat dengan pemimpin itu ibarat air dengan ikan, ngak boleh ada jarak. Ada beberapa kesalahan presiden Jokowi dan ini sangat disayangkan.

Ipang mengungkapkan seandainya turun bertemu dan menghadap para demonstrasi yang melakukan tuntutan, bukan berarti presiden merepresentasikan suara kelompok yang melakukan aksi. Tetapi, kata dia, sehrusnya presiden menunjukkan sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat sebagaimana yang selalu dilakukan Bung Karno.

Ipang menyatakan seharusnya Jokowi hadir ke hadapan massa yang saat itu menyuarakan aspirasinya. Bagaimanapun, kata dia, mereka ingin suara dari presiden secara langsung menjawab tuntutan masyarakat agar segera mengusut kasus penistaan agama yang melibatkan bawahannya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Soal nanti disetujui atau tidak, soal diadili atau tidak, itu soal lain, biar penegak hukum yang mengadili, bola ada di penegak hukum, memang benar presiden tak boleh intervensi penegakan hukum. Yang maha penting itu, kehadiran presiden di tengah masyarakat, menemui aksi demontrasi tersebut. Ini soal bagaimana fatsun politik tuan raja menemui dan memperlakukan warganya," kata Ipang.

Seperti diketahui, presiden Jokowi bersikukuh tidak menemui massa aksi yang berdemonstrasi di depan Istana Negara, Jumat kemarin (4/11/2016). Saat itu, massa aksi hanya ditemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan Menkopolhukam Wiranto.

Tuntutannya untuk bertemu tidak dipenuhi presiden, massa yang berdemonstrasi akhirnya menunjukkan kekecewaannya dengan berusaha menembus barikade aparat keamanan menuju Istana Negara. Akibatnya, terjadi bentrok antara massa aksi dengan aparat polisi dan TNI yang menghadangnya.

KEYWORD :

Demo 4 November Pengamat Politik Vox Populi Centre Pangi Sarwi Chaniago




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :