Rabu, 15/05/2024 00:44 WIB

Haul Akbar KH. Bisri Syansuri ke-42, Gus AMI Singgung Analisa Spiritual Pandemi

Banyak info beredar bahwa ada momentum 100 tahunan masa evaluasi total seluruh peradaban.

Ketum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar saat peringatan Haul Akbar KH Bisri Syansuri ke-42 dan Harlah Pondok Pesantren Mambaul Maarif, Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Jumat (12/2/2021)

Jombang, Jurnas.com - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI) secara khusus memohon doa keselamatan bangsa Indonesia, saat peringatan Haul Akbar KH Bisri Syansuri ke-42 dan Harlah Pondok Pesantren Mambaul Maarif, Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Jumat (12/2/2021).

Haul Akbar salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu digelar secara sederhana dengan peserta yang terbatas, dan tentunya menaati protokol kesehatan pandemi Covid-19.

Meski peserta yang hadir dibatasi, namun Warga NU di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri bisa mengikuti acara secara virtual melalui zoom dan live youtube.

Pada kesempatan itu, Gus AMI hadir bersama Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar, Ketua PWNU Jatim KH. Marzuki Mustamar, serta sejumlah kiai khos di Jawa Timur dan para alumni.

"Kita bersyukur masih bisa melaksanakan haul meskipun di masjid, tidak mengundang masyarakat. Keterbatasan protokol kesehatan, dan ini merupakan keprihatinan atas keadaan yang belum selesai juga, yaitu pandemi yang kita hadapi,” kata Gus AMI saat memberi sambutan.

Gus AMI yang juga Wakil Ketua DPR RI menyatakan, bangsa Indonesia dan juga dunia saat ini masih menghadapi masa sulit pandemi Covid-19. Karena itu Gus AMI memohon doa dan munajat dari para kiai, para ulama, serta para alumni agar pandemi itu lekas berakhir.

“Kepada para kiai, para ulama, para alumni yang mengikuti secara virtual mohon doanya untuk terus menirakati keadaan sulit seperti ini, karena prediksi banyak pengamat, ada yang bilang tiga tahun, ada yang tujuh tahun pandemi ini akan berakhir,” ungkap Gus AMI.

Menurut Gus AMI, ikhtiar dan usaha pemerintah dengan berbagai kebijakan terus dilakukan, dan perkembangan sains dan teknologi juga mengalami penyesuaian bahkan perubahan demi mencari antisipasi yang paling tepat.

Kepada alim ulama dan kiai NU, Gus AMI mengajak untuk menganalisa secara spritual, karena banyak info beredar bahwa ada momentum 100 tahunan yang kadang disebut masa evaluasi total dari seluruh peradaban.

"Tapi fakta menunjukkan seluruh bangsa di dunia nampak tergagap-gagap dan tidak berdaya menghadapi pandemi Covid-19 yang tidak hanya merontokkan ekonomi, juga resesi yang jika berkepanjangan biasanya akan bergeser menjadi krisis sosial dan krisis politik," jelasnya.

Supaya ancaman ini tidak terjadi, Gus AMI menilai tak ada cara lain kecuali ikhtiar total, salah satunya adalah vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah.

“Vaksinasi ini kira-kira 15 bulan, semua menjadi imun, lalu pelan dan pasti pandemi itu hilang. Langkah yang paling mudah dilakukan adalah protokol kesehatan yang ketat ini. Jaga jarak, pakai masker, cuci tangan,” katanya.

Terakhir, Gus AMI juga meminta nahdliyin untuk sementara waktu jangan salaman dulu, walaupun sebenarnya tradisi ini sangat baik bagi NU.

"Ini kita ampun-ampun. Salaman ini memang tradisi kita yang dahsyat tapi hari ini betul-betul (menjadi penularan) yang efektif melalui salaman ini,” tandas Gus AMI.

KEYWORD :

Haul Akbar KH. Bisri Syansuri NU Gus AMI Pandemi Covid-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :