Jum'at, 10/05/2024 08:12 WIB

3M dan 3T Tetap Jadi Kunci Pengendalian Pandemi

Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, vaksinasi hanya bentuk intervensi kesehatan, agar mencapai kekebalan kelompok dengan target sasaran 181,5 juta penduduk.

Ilustrasi jaga jarak (social distancing) | Foto:Health News Hub)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menekankan pentingnya tetap menjaga protokol kesehatan 3M (menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker) dan 3T (testing, tracing, treatment), kendati program vaksinasi sudah berjalan.

Juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, vaksinasi hanya bentuk intervensi kesehatan, agar mencapai kekebalan kelompok dengan target sasaran 181,5 juta penduduk.

"Kita cukup bahagia hari ini kita bisa memvaksinasi tenaga kesehatan sampai 1 juta lebih. Untuk menekan pandemi Covid-19, pemerintah tidak hanya mengimbau melalui penegakan disiplin 3M namun juga memperkuat 3T," tegas Nadia dalam Dialog bertema `3M+3T: Jurus Jitu Atasi Pandemi` yang diselenggarakan KPCPEN pada Kamis (11/2).

Nadia menjelaskan hingga saat ini Indonesia sudah memiliki 630 laboratorium pemeriksa tes PCR, namun tidak merata di seluruh Indonesia.

"Sehingga kita harus meningkatkan tes kita. WHO sendiri sudah merekomendasikan screening menggunakan tes rapid Antigen untuk mendiagnosa Covid-19," sambung dia.

Ahli Epidemiologi FKM UI Syahrizal Syarif MPH menjelaskan, tes rapid Antigen memang disetujui WHO sebagai alat diagnosis dalam keadaan tertentu,
sensitivitasnya juga di atas 80 persen dan spesifitas di atas 97 persen.

Tujuan penggunaan tes rapid Antigen ini membantu secara cepat mendeteksi penularan dan dengan begitu pemerintah bisa dengan cepat menelusuri kontak-kontak pasien.

"Saya mendukung langkah pemerintah memberlakukan tes rapid Antigen sebagai alat diagnostik. Situasi ini memang akan meningkatkan laporan kasus, namun seperti kata Menteri Kesehatan, kita jangan panik kasus harian kita nanti meningkat," papar Syahrizal.

Syahrizal menambahkan bahwa strategi melakukan tes dengan lebih cepat sangat bagus, karena jika tidak menemukan kasus secepat mungkin maka wabah tidak cepat bisa dikendalikan.

"Kuncinya bukan sekadar puskesmas memiliki tes rapid Antigen tapi bagaimana
puskesmas juga mampu menelusuri kontak dengan baik," tegas dia.

"Di sisi lain dalam proses pelacakan kasus kita sangat membutuhkan kerja sama dengan masyarakat. Karena masyarakat diminta mengingat siapa saja orang yang pernah kontak dengan dirinya," imbuh dia.

KEYWORD :

3T dan 3M Pengendalian Pandemi Kementerian Kesehatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :