Sabtu, 04/05/2024 18:07 WIB

Imam Achmad Ingin Bawa IAGI Jadi Lebih Baik

Ahli geologi Imam Achmad Sadisun menerima penghargaan profesi sebagai Ahli Kehormatan Bidang Geologi Teknik (Honorary Engineering Geologist) dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI).

Ahli geologi Imam Achmad Sadisun

Jakarta, Jurnas.com - Ahli geologi Imam Achmad Sadisun menerima penghargaan profesi sebagai Ahli Kehormatan Bidang Geologi Teknik (Honorary Engineering Geologist) dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI).

Kontribusinya dalam berbagai kegiatan pengembangan infrastrukstur besar nasional dan kegiatan mitigasi bencana geologi, telah mengantarkan-nya menjadi ahli geologi teknik yang sangat dikenal, tidak saja di kalangan ahli geologi, ahli teknik sipil, ahli kebencanaan, namun di kalangan peneliti, pendidik, dan juga khalayak luas.

"Bidang ini sangat dekat dengan dunia infrastruktur, yaitu aplikasi geologi untuk pengembangan infrastruktur. Karenanya, saya menjadi tertarik dan ingin mendalami lagi geologi untuk infrastruktur ini," ujarnya.

Di bidang kebencanaan, julukan sebagai "pawang" longsoran disandangnya dan ikut meramu serta membuat beberapa peta risiko bencana geologi dalam skala nasional untuk pertama kalinya di Indonesia.

Sebagai seseorang penerima sertifikat dosen profesional, kiprah-nya di dunia pendidikan, penelitian, dan pengembangan institusinya pun tidak kalah signifikan sehingga penghargaan Bidang Pengajaran telah diberikan ITB kepadanya.

"Apalagi sejalan dengan cita-cita awal, senang di dunia infrastruktur yang ada di teknik sipil, dari sisi geologi pun larinya ternyata ke sana juga," ucap pria asal Purworejo, Jawa Tengah, tersebut.

Proyek pertamanya ketika diajak dosen-nya, Profesor Sampurno, yang juga pionir geologi teknik saat itu untuk ikut sebagai surveyor dalam sebuah proyek penanganan longsoran di Ngarai Sianok, Kota Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

"Itu proyek pertama yang saya tangani dan isunya longsoran-longsoran sepanjang tebing Ngarai Sianok," tutur-nya.

Setelah itu, ia kembali diajak melakukan survei lokasi rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Merangin, Provinsi Jambi, kemudian menangani proyek Kawasan Industri Bukit Indah City di Purwakarta.

"Jadi dalam enam bulan pertama setelah lulus, sudah ada tiga proyek yang saya kerjakan," kata penyandang gelar Dr. Eng. bidang Earth Resources Engineering dari program S-3 di Kyushu University, Jepang tersebut.

Selain sebagai seorang dosen, banyak karya-karyanya yang sudah disumbangkan kepada negeri ini.

Hampir semua jembatan-jembatan besar yang ada di Indonesia, proses rancangan konstruksinya telah melibatkannya, termasuk proyek Jembatan Pulau Balang, yang menghubungkan Balikpapan dengan calon Ibu Kota Negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara yang melintasi Teluk Balikpapan.

Beberapa keterlibatan-nya dalam pengembangan infrastruktur nasional ini juga ia tuliskan dalam bentuk karya ilmiah yang tak hanya dipublikasikan di tingkat nasional, namun juga internasional.

"Sampai saat ini saya masih menjadi representative member untuk asosiasi ahli geologi teknik tingkat internasional atau IAEG," ujarnya.

Meski sudah terlibat dalam banyak proyek besar di Indonesia, namun Imam masih melihat geologi di Indonesia belum sekuat di luar negeri, misalnya, Geoscience Australia (GA) dan United States Geological Survey (USGS).

"Nah, saya bermimpi ada lembaga geologi di Indonesia bisa sekuat USGS yang sangat disegani dan perannya sangat strategis. Bahkan USGS itu bukan hanya menjadi acuan geologi Amerika, tapi bahkan dunia. Tidak hanya urusan sumber daya seperti mineral dan migas, kalau terjadi gempa bumi di belahan dunia manapun, orang langsung membuka website-nya USGS," tutur-nya.

KEYWORD :

Ahli Geologi Imam Achmad Lembaga IAGI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :