Kamis, 16/05/2024 20:25 WIB

Penyuluh Kabupaten Sarolangun Dampingi Petani Lakukan Percepatan Tanam

ementerian Pertanian (Kementan) akan terus mendorong petani untuk memaksimalkan penggunaan alsintan.

Petani Blitar menggunakan medote menggunakan Metode Hayati Indonesia (MHI) untuk mendongkrak produksi padi. (Foto BPPSDMP)

Jakarta, Jurnas.com - Untuk menjaga kestabilan dan ketersediaan pangan khususnya produksi padi, penyuluh pertanian di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sarolangun melakukan pendampingan kepada petani dalam rangka percepatan tanam mulai dari pengolahan tanah dan penanaman padi.

"Saat ini, kami tetap menjaga semangat dari petani untuk selalu lakukan percepatan tanam padi di lahan demi tercapainya ketahanan pangan. Kami harapkan, kegiatan panen akan senantiasa berlangsung khususnya di Kecamatan Saralangun, kata koordinator BPP Mubari.

Vika Soeyendarlianita, selaku penyuluh setempat menjelaskan Kelompok Tani Rawang Ujo Baru Kelurahan Sarolangun Kembang berada di wilayah binaan BPP Kecamatan Sarolangun, saat ini sedang melakukan pengolahan lahan padi sawah untuk mempercepat tanam seluas 25 hektare.

"Para petani mempercepat pengolahan lahan untuk menjamin ketersediaan pangan, dengan cara mendayagunakan alat dan mesin pertanian (alsintan) dengan maksimal. Dampaknya positif, pengerjaan pengolahan lahan lebih cepat dan tidak membutuhkan banyak tenaga," jelasnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, menatakan Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus mendorong petani untuk memaksimalkan penggunaan alsintan.

"Kami ingin membuat petani dan seluruh insan pertanian siap menyongsong era pertanian 4.0. Untuk itu, kita membutuhkan pertanian yang Maju, Mandiri, dan Modern. Pertanian yang maju itu adalah pertanian yang memanfaatkan teknologi, temasuk penggunaan alsintan," tutur Syahrul.

Syahrul juga menegaskan jika dalam kondisi pandemi Covid-19 ini Indonesia harus berdiri dengan kemampuannya sendiri. Maka pencanangan Gerakan Ketahanan Pangan Nasional perlu dilakukan. Produktivitas perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

"Dalam kondisi ini kita tidak bisa mengimpor dari negara lain. Kita harus berdiri dengan kaki kita sendiri. Kita harus maksimalkan hasil panen untuk memenuhi kebutuhan pangan," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. Dedi menegaskan, mau tidak mau, suka tidak suka, Indonesia harus mandiri pangan. Tidak boleh tergantung impor pangan, harus mampu menyediakan pangan sendiri.

Dedi berharap seluruh keluarga Indonesia mampu mengakses pangan dengan mudah, baik harga maupun ketersediaan di lapangan.

"Dalam kondisi seperti ini, lakukan percepatan tanam. Semua harus turun ke lapangan, petani harus tanam, penyuluh juga harus tanam. Kalau kita sudah tanam, pangan sudah digenggaman. Itu adalah kunci ketahanan pangan," tutur Dedi.

KEYWORD :

Penyuluh Pertanian Petani Sarolangun Percepatan Tanam Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :