Rabu, 08/05/2024 22:17 WIB

Soal Pasokan Cabai, Kementan Minta Masyarakat Tak Khawatir

Berdasar Early Warning System (EWS), stok aneka cabai cukup hingga Maret mendatang. 

Cabai keriting (Foto: Supi/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan) mengimbau masyarakat tak khawatir dengan ketersediaan cabai dalam beberapa bulan ke depan.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Yasid Taufik mengatakan bahwa berdasarkan Early Warning System (EWS), stok aneka cabai cukup hingga Maret mendatang.

Ia menjelaskan, kebutuhan konsumsi nasional untuk cabai besar mencapai 254.670 ton. Sementara produksi diperkirakan sebesar 281.712 ton. Dengan demikian terjadi surplus sebesar 27.042 ton.

"Masyarakat tidak perlu khwatir karena EWS memprediksi stock dan harga cabai dan bawang merah tetap akan terkendali meskipun curah hujan cukup tinggi di bulan Januari sampai Februari ke depan," ujar Yasid.

Ia tak menampik bahwa ada kekhawatiran supplier saat pengiriman dan pendistribusian barang ke Jabodetabek akan terhambat impact dari banjir besar yang melanda Jabodetabek beberapa waktu lalu. Sebagai komoditas yang tidak dapat disimpan untuk jangka waktu lama ini sangat rentan jika terjadi keterlambatan pengiriman.

"Seiring dengan pulihnya kondisi Jabodetabek serta akses jalan yang kembali lancar, maka stok cabai kembali normal seperti sedia kala," kata Yasid.

Saat ini, sentra-sentra pemasok cabai tak mengalami kendala berarti seperti halnya cuaca. Di Lombok Timur, produksi cabai cukup stabil kendati memasuki musim penghujan.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur, M. Syafrudin mengatakan, luas tanam cabai di Lombok Timur mencapai 1.164 hektare, salah satu terbesar dan turut andil menjaga stabilisasi pasokan Jabodetabek.

Sebagai sentra cabai rawit terbesar, Lombok Timur memberikan share lebih dari 14 persen terhadap produksi nasional dan hampir tidak pernah absen memasok ke pasar-pasar di Jabodetabek.

"Produksi cabai rawit di Lombok Timur pada bulan Februari dan Maret diprediksi mencapai 4.000-6.500 ton sehingga terjadi surplus sekitar 2.000-4.000 ton per bulan dan berlanjut hingga bulan April-Mei saat Ramadhan dan Idul Fitri," ujar Syafrudin.

Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Malang yang memiliki sharing nasional sebesar 4,91 persen untuk cabai rawit dan 2,27 persen untuk cabai besar.

Kasi Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Malang, Ina Khoirun Nisa menyatakan diperkirakan pada Februari panen cabai rawit mencapai 1.500 ton dan Maret 2.700 ton. Sementara di Bulan April-Mei bisa mencapai 4.000-4.500 ton per bulan.

"Dalam dua bulan ke depan kami prediksi kondisi cabai akan kembali normal. Kalau bawang merah sudah tidak diragukan lagi, kami adalah salah satu sentranya,“ ungkap Ina.

Senada, Kepala Seksi Prasarana dan Sarana Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bandung Barat Riyanto, menjelaskan pertanaman cabai di Bandung Barat khususnya cabai besar saat ini sudah mulai terlihat banyak.

Ia memprediksi mulai panen Maret hingga Mei surplus rata-rata mencapai 400-500 ton per bulan. "Kami optimis dapat menambah pasokan Jabodetabek," jelasnya.

Saat ini, Kementan mempersiapkan langkah-langkah antisipasi dalam menjaga stabilisasi pasokan dan harga. Mereka terus berkoordinasi dengan Pemerintah daerah, Satgas Pangan, Kementerian Perdagangan dan Bulog.

KEYWORD :

Yasid Taufik Early Warning System Stok Aneka Cabai




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :