Sabtu, 04/05/2024 14:43 WIB

Ketika Ibu Depresi Memberi ASI

Ibu yang depresi akan lebih mudah menyerah dan cemas akan kecukupan ASI untuk bayinya.

Episode menyusui miliki ceritanya masing-masing (Foto: ilustrasi)

Jakarta, Jurnas.com - Depresi pasca-melahirkan merupakan salah satu faktor penghambat keberhasilan menyusui.

Menurut penelitian BMC Pegnancy and Childbirth 2012) berhenti menyusui dapat meningkatkan kadar kecemasan dan depresi

Menyusui erat dihubungkan dengan penurunan resiko depresi-pasca melahirkan.

Untuk tahun ini, Pekan ASI Sedunia mengangkat tema `Empower Parents Enable Breastfeed` dan Indonesia sendiri secara khusus mengusung tema `Ayah dan Ibu Kunci Keberhasilan Menyusui`.

Tema ini sangat membantu ibu untuk menyusui bayinya, terutama bagi mereka yang mengalami depresi pasca-melahirkan.

Ibu yang depresi akan lebih mudah menyerah dan cemas akan kecukupan ASI untuk bayinya. Sehingga dibutuhkan dukungan suami, anggota keluarga lain, komunitas, konselor menyusui hingga psikolog bahkan psikiater.

Menurut Founder Motherhope Indonesia, Nur Yanayirah berikanlah tips menyusui yang praktis dan mudah dipahami karena ibu yang depresi mudah kelelahan dan pelupa.

"Kurangi kritik apalagi judgement. Bantu ibu untuk cukup istirahat dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Delegasikan tugas rumah tangga sehingga ibu bisa lebih dekat dengan bayinya," ucap Yana.

Menyusui bisa menjadi satu-satunya harapan bagi ibu yang mengalami depresi untuk tetap dekat kepada bayinya. Maka dari itu, mari kita dukung mereka untuk berhasil menyusui bayinya hingga dua tahun.

Yana mengajak kampanye ASI dengan lebih empati dan toleran kepada sesama. "Namun jika ada ibu yang mengalami depresi terpaksa harus berhenti menyusui, maka sebagai komunitas kita juga perlu untuk merangkul serta menyemangati mereka bahwa mereka bukanlah ibu yang gagal," ajaknya.

KEYWORD :

Ibu Depresi Keberhasilan Menyusui




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :