Minggu, 28/04/2024 15:02 WIB

Korea Utara Masih Kembangkan Rudal Balistik

 Laksamana Phil Davidson menyebut Korea Utara ancaman paling dekat dan tidak diragukan lagi Pyongyang masih mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik jarak jauh.

Pertunjukan rudal balistik Korea Utara. (Foto: Ist)

Colorado, Jurnas.com - Komandan militer Amerika Serikat (AS) mengklaim, Korea Utara masih mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik meskipun sudah tidak melakukan uji coba.

Di sebuah forum keamanan di Colorado, Laksamana Phil Davidson menyebut Korea Utara ancaman paling dekat dan tidak diragukan lagi Pyongyang masih mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik jarak jauh.

Komandan Komando Indo-Pasifik AS juga membeberkan uji coba rudal jarak pendek yang dilakukan Korea Utara pada Mei, mengecam langkah itu bukan sebagai provokasi tetapi sebagai ujian.

Di tempat lain dalam pidatonya, Davidson mendukung negosiasi diplomatik antara Washington dan Pyongyang mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea dan menggarisbawahi perlunya kehadiran militer AS di wilayah tersebut.

Ada hampir 30.000 tentara AS yang ditempatkan di Korea Selatan, dan latihan tahunan bersama ribuan tentara Korea Selatan selalu membuat Korea Utara jengkel.

Komandan itu mengatakan, AS melakukan latihan besar di Semenanjung dua kali setahun, pada Februari dan Agustus, dan bahwa latihan yang akan datang akan dilaksanakan bulan depan.

Korea Utara mengecam keras latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan AS. Negara terisolasi itu mengatakan, latihan itu merupakan tantangan menuju perdamaian di semenanjung Korea.

Di tempat lain dalam pidatonya, Davidson mendukung negosiasi diplomatik antara Washington dan Pyongyang mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea dan menggarisbawahi perlunya kehadiran militer AS di wilayah tersebut.

Ada hampir 30.000 tentara AS yang ditempatkan di Korea Selatan, dan latihan tahunan mereka dengan ribuan tentara Korea Selatan selalu membuat marah Korea Utara.

Komandan itu mengatakan AS meluncurkan latihan besar di Semenanjung dua kali setahun, pada bulan Februari dan Agustus, dan bahwa latihan yang akan datang akan dilaksanakan bulan depan.

Korea Utara mengecam keras latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan AS, dengan mengatakan latihan itu merupakan tantangan habis menuju perdamaian di semenanjung Korea.

Korut menghentikan peluncuran misil dan uji coba nuklirnya, tak lama setelah hubungan Pyongyang dan Seoul membaik yang kemudian menjadi cikal bakal pertemuan antara pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dan Presiden AS, Donald Trump di Singapura pada Juni tahun lalu.

Sejak itu, Pyongyang melakukan perundingan denuklirisasi dengan AS, tetapi perundingan itu terbilang masih gagal, terutama karena Washington menolak mencabut sanksi kerasnya terhadap Korea Utara.

Pada Februari, Trump dan Kim Jong un kembali bertemu di ibukota Vietnam, Hanoi, tetapi pertemuan itu bubar tanpa kesepakatan atau bahkan pernyataan bersama karena kedua pihak gagal mencapai konsensus.

Trump mengkalim Kim Jong un ngotot semua sanksi Gedung Putih terhadap Korea Utara dihapus keseluruhan. Pyongyang membantah pernyataan pasangan Melanian tersebut. Ia menekankan, Pyongyang hanya meminta pencabutan sebagian sanksi.

KEYWORD :

Korea Utara Rudal Balistik Amerika Serikat Phil Davidson




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :