Rabu, 15/05/2024 01:39 WIB

Program Serasi Dongkrak Produktivitas Pertanian

Program Serasi tahun ini difokuskan kepada tiga provinsi yaitu Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan

Kementerian Pertanian bersama para pejabat di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar launcing optimalisasi lahan rawa lebak yang berlokasi di Kelurahan Attakae, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Rabu (6/3).

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mampu mendongkrak produktivitas pertanian melalui program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).

Program Serasi tahun ini difokuskan kepada tiga provinsi yaitu Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan yang ditargetkan keseluruhan mencapai 400 ribu hektare pada 2019.

Tahun lalu, Kementan menargetkan keseluruhan program Serasi menjangkau 500 ribu hektare di seluruh Indonesia. Namun setelah proses validasi, Kementan menetapkan target menjadi 400 ribu hektare pada 2019.

"Target 400 ribu hektar tahun ini setelah melalui proses validasi CPCL (red- Calon Petani Calon Lokasi). Fokus kami memang tiga provinsi dulu," kata Dirjen Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Sarwo Edhi dalam Diskusi Forum Wartawan Pertanian bertemakan "Program Serasi Meningkatkan Produktivitas" di Gedung PIA Kementan, Rabu (24/4).

Ditjen PSP Kementan menyiapkan dana sebesar Rp2,5 triliun untuk implementasi program Serasi. Nilai sebesar ini berasal dari perhitungan Rp 4,3 juta per hektare yang dipakai untuk perbaikan jaringan tersier.

Sarwo Edhi menuturkam program Serasi telah menunjukkan hasil yang baik di lapangan antara lain produktivitas pertanian naik menjadi 6,5 ton GKP per hektare di tanah laut, Kalimantan Selatan, dari sebelumnya berjumlah 3 ton GKP per hektare.

Untuk memperkuat program Serasi, Ditjen Tanaman Pangan juga menyediakan Rp1,2 triliun untuk kebutuhan sarana produksi pertanian dan pembinaan. Dana ini akan dipakai dalam rangka penyediaan benih, dolomit, dan pupuk hayati. Estimasi biaya untuk saprodi rerata Rp2,01 juta per hektare.

Sekretatis Jendral Tanaman Pangan, Bambang Pamuji menjelaskan pihaknya menyediakan bantuan saprodi bagi petani peserta program Serasi. Bantuan ini berupa benih, herbisida, pupuk hayati, dan dolomit.

Perhitungannya adalah bantuan benih dialokasikan 80 kilogram per hektare dolomit 1.000 kilogram per hektare, herbisida 3 liter per hahektare, dan pupuk hayati 25 kilogram per hektare.

Saat ini, PT Polowijo Gosari paling siap untul memenuhi kebutuhan dolomit di Indonesia serta mendukung kebutuhan dolomit bagi program Serasi. Potensi tambang dolomit yang dimiliki Polowijo sebesar 300 juta ton.

Dengan produksi dolomit setahun berjumlah 1 juta ton. Produk andalan perusahaan untuk perkebunan sawit adalah Dolomit Premium 100.

Akademisi Dedi Nursyamsi, optimistis bahwa program ini dapat berjalan baik dibandingkan program gambut sejuta hektar. Karena lahan rawa ini aman dari aspek lingkungan dan bahaya kebakaran

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Program Serasi Produksi Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :