Sabtu, 04/05/2024 13:31 WIB

Kementan Salurkan Bibit Kopi dengan Produktivitas 3,5 Ton Per Hektare

Menteri Pertanian (Mantan) Andi Amran Sulaiman menyalurkan bantuan bibit unggul kopi sebnyak 250 ribu batang dan kakao 200 ribu batang.

Direktur Jenderal Perkebunan, Menteri Pertanian (Mentan), Kasdi Subagyono di selas Apresiasi dan Singkronisasi Program Kementerian Pertanian Tahun 2019, di Lapangan Bola Desa Pacing, Kecematan Jatisari, Kabupaten Karawang, Selasa (26/3).

Makassar, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah Pemerintah Jokowi-JK bertekad untuk mengembalikan kehormatan Indonesia sebagai produsen utama rempah-rempah dunia dengan mengembangkan bibit unggul dengan produktifitas dua hingga tiga kali lipat.

Kali ini, Menteri Pertanian (Mantan) Andi Amran Sulaiman menyalurkan bantuan bibit unggul kopi sebnyak 250 ribu batang dan kakao 200 ribu batang.

"Kami serahkan bibit unggul dengan produktivitas dua hingga tiga kali lipat ini kepada para Petani," kata Amran di sela acara Apresiasi dan Penguatan Penyuluh dan Petani Andalan di GOR Sudiang Raya, Biring Kanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (10/4).

Kementan tengah mdngembangan bibit unggul yang disebut BUN 500 alias benih unggul 500 juta untuk 6 tahun ke depan (2019-2024). Artinya target yang disalurkan per tahun sekitar 83-85 ribu.

Direktur Jenderal Perkebunan, Kementan, Kasdi Subagyono, menguraikan bahwa untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia seperti sedia kala, maka diperlukan bibit unggul.

"Bibit unggul untuk mengganti tanaman-tanaman yang sudah tua (peremajaan) atau melakukan rehabilitasi," jelas Kasdi.

Lebih kanjut, Kasdi menjelaskan bahwa saat ini ada delapan komoditas yang jadi fokus pemerintah dalam meningkatkan ekspor, yaitu lada, pala, cengkeh, karet, tebu, kopi, kelapa dan kakao.

Kasdi menjelaska, program BUN 500 sejatinya bukan hanya untuk memenuhi jumlahnya, melaikan untuk memperbaiki kualitasnya, di antaranya adalah sehat, bermutu dan mampu meningkatkan produktivitas.

"Contohnya kopi ini," kata Kasdi sambil mengangkat bibit kopi. "Kopi saat di petani produktivitasnya hanya 0,8 ton per hektare per tahun, tapi kopi unggul ini potensi produktivitasnya 3,5 ton per hektare per tahun, kalau kakao potensi produktivitasnya 2,5 ton, per hektare per tahun yang rata rata sakarang 0,72 ton," sambungnya.

Kementan juga membangun logistik benih. Menurut Kasdi, logistik benih yang dimaksud adalah jumlahnya masif, kemudian kualitasnya bagus dan hingga distribusinya menjadi efisien. Sebab, jika sekarang misalnya kopi, kakao harus beli dari Jember dibawa ke Makassar tentu membutuhkan biaya yang tinggi.

"Kita nanti di setiap sentra-sentra itu kita bangun KBI (Kebun Bibit Indo), kita bangun entrance-entance baru itu, kemudian KBD yaitu Kebun Bibit Desa atau Kebun Bibit Dasar, kemudian link dengan penangkar-penangkar lokal," jelas Kasdi.

Dengan demikian, tegas Kasdi, pembibitan dipusatkan pada daerah pengembangan yaitu daerah yang bisa perluasan, membentuk kawasan baru, peremajaan dan bisa dilakukan rehabilitasi. Artinya kawasan itu bagi penyedia benih sebagai pasar langsung, sebab distribusinya menjadi deket dan kalau harga bibitnya murah dipastikan laku.

"Untuk sektor hirilirnya prinsipnya adalah peningkatan daya saing dan nilai tambah sehingga kita ingin supaya pendapatan petani itu tdak hanya didapat dari hulu. Hilirnya itu banyak sekali dari turunan produk yang sangat ekonomis nilanya dan itu akan meningkatkan kesejahteraan petani lebih cepat," pungkasnya.

KEYWORD :

Penyuluh Pertanian Bibit Unggul Kasdi Subagyono




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :