Senin, 29/04/2024 16:10 WIB

Pendiri Huawei Tolak Bagikan Rahasia Pelanggan

Huawei, pemasok global peralatan jaringan terbesar yang digunakan oleh perusahaan telepon dan internet, adalah merek teknologi global pertama China.

Logo Huawei (Foto: China Daily)

Beijing - Pendiri raksasa teknologi China Huawei, mengatakan, perusahaannya menolak mengungkapkan rahasia pelanggan dan jaringan komunikasi mereka.

Jurnas.com melansir Al Jazeera, Ren Zhengfei berbicara dalam pertemuan langka dengan wartawan asing saat Huawei Technologies Ltd mencoba melindungi aksesnya ke operator telekomunikasi global yang banyak berinvestasi dalam teknologi generasi berikutnya.

Komentar Ren merupakan tanggapan publik langsung terhadap tuduhan bahwa perusahaannya dikendalikan Partai Komunis yang berkuasa atau diperlukan untuk memfasilitasi mata-mata Tiongkok.

Huawei, pemasok global peralatan jaringan terbesar yang digunakan oleh perusahaan telepon dan internet, adalah merek teknologi global pertama China.

Amerika Serikat, Australia, Jepang dan beberapa pemerintah lainnya memberlakukan pembatasan penggunaan teknologi atas kekhawatiran yang ditimbulkan oleh tuduhan terhadap perusahaan itu.

"Kami pasti akan mengatakan tidak untuk permintaan seperti itu," kata Ren ketika ditanya bagaimana perusahaan akan menanggapi permintaan pemerintah untuk informasi rahasia tentang pembeli asing dari teknologi telekomunikasi.

Huawei menghadapi sorotan yang meningkat ketika operator telepon bersiap untuk meluncurkan teknologi generasi kelima di mana Huawei merupakan pesaing utama.

5G dirancang untuk mendukung perluasan jaringan untuk melayani perangkat medis, mobil yang dapat mengemudi sendiri, dan teknologi lainnya.

Citra perusahaan itu mengalami pukulan baru minggu lalu ketika otoritas Polandia mengumumkan salah satu karyawan China perusahaan telah ditangkap atas tuduhan mata-mata.

Huawei mengumumkan bahwa mereka telah memecat karyawan itu dan mengatakan tuduhan itu tidak ada hubungannya dengan perusahaan.

KEYWORD :

Huawei China Amerika Serikat Perang Dagang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :