Rabu, 15/05/2024 04:53 WIB

Saham Johnson & Johnson Anjlok Akibat Laporan Asbes

Laporan itu muncul ketika perusahaan menghadapi ribuan tuntutan hukum, yang menuding bahwa produk bedaknya menyebabkan kanker.

Bedak Johnson&Johnson (Foto: ABC)

New York - Saham Johnson & Johnson anjlok lebih dari 10 persen pada Jumat (14/12), setelah perusahaan besar farmasi AS itu mendapati laporan kandungan asbes, yang terdapat dalam bedaknya selama beberapa dekade.

Dikutip dari BBC, laporan itu muncul ketika perusahaan menghadapi ribuan tuntutan hukum, yang menuding bahwa produk bedaknya menyebabkan kanker.

Adapun tinjauan dokumen yang dilakukan oleh Reuters menemukan, perusahaan menyadari jumlah jejak asbes setidaknya sejak 1971.

"Bubuk bayi Johnson & Johnson aman dan bebas asbes," klaim Pengacara J & J.

"Artikel Reuters adalah satu sisi yang salah, cerita Reuters adalah teori konspirasi yang tidak masuk akal," tambahnya.

Sementara pengacara Peter Bicks mengatakan kepada Reuters melalui surat elektronik, "Konsensus ilmiah menyatakan bedak yang digunakan tidak menyebabkan kanker.

Sebelumnya, Reuters meninjau dokumen Johnson & Johnson yang diproduksi sebagai bagian dari uji coba. Dokumen-dokumen itu mengungkapkan bahwa sejak 1971 hingga awal 2000-an, tes internal perusahaan kadang-kadang menemukan sejumlah kecil asbes dalam talc mentah dan bubuk jadi.

Menurut Reuters hasil tes perusahaan tidak menyertakan menemukan asbes, Mereka juga tidak membeberkan tes yang dilakukan kepada regulator.

Mengetahui hal tersebut, investor menghapus 10 persen saham J&J dari nilai pasar perusahaan pada satu titik.

KEYWORD :

Johnson & Johnson Kasus Bedak Laporan Abses




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :