Sabtu, 04/05/2024 05:29 WIB

Arab Saudi Tak Butuh Arahan Trump Pangkas Produksi Minyak

Presiden AS Donald Trump mendesak negara-negara anggota OPEC untuk terus memompa minyak pada tingkat yang lebih tinggi dari yang ada saat ini.

Presiden OPEC dan Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail al-Mazrouei membuka Konferensi Organisasi OPEC ke-175 Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina, Austria pada 6 Desember 2018. (Foto: JOE KLAMAR / AFP)

Wina - Menteri Energi Arab Saudi, Khalid Al-Falih mengatakan, Amerika Serikat (AS) "tidak dalam posisi" mendikte kebijakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

"Washington tidak dalam posisi untuk memberi tahu kami (Arab Saudi) apa yang harus dilakukan," kata Falih kepada wartawan menjelang pertemuan OPEC di ibukota Austria Wina, dilansir dari Wina.

"Saya tidak perlu izin dari siapa pun untuk memangkas produksi minyak," tegas Falih.

Pada Rabu (5/12) sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mendesak negara-negara anggota OPEC untuk terus memompa minyak pada tingkat yang lebih tinggi dari yang ada saat ini.

"Semoga OPEC akan menjaga aliran minyak seperti ini, tidak dibatasi. Dunia tidak ingin melihat, atau membutuhkan, harga minyak yang lebih tinggi !," kata Trump lewat akun Twitternya.

"Semoga OPEC akan menjaga aliran minyak seperti, tidak dibatasi. Dunia tidak ingin melihat, atau membutuhkan, harga minyak yang lebih tinggi!," sambungnya.

Falih  mengatakan, OPEC ingin menyeimbangkan pasar. "Pemotongan satu juta barel akan ideal," Falih menjelaskan, tanpa menentukan apakah pengurangan yang diusulkan berada di bawah kuota produksi yang disepakati OPEC akhir 2016.

"Idealnya, semua negara anggota harus bergandengan tangan. Saya pikir itu solusi yang adil dan merata," tambahnya.

Sementara itu, Menteri Perminyakan Iran, Bijan Zanganeh, mengatakan, negaranya tidak akan memotong produksi minyak di luar apa yang sudah dikurangi karena sanksi AS.

"Ini adalah pertama kalinya seorang presiden Amerika mendikte OPEC apa yang harus dilakukan," katanya, menekankan, "Mereka (pemerintah AS) harus tahu, OPEC bukan bagian dari departemen negara mereka."

Produksi minyak mentah OPEC harian mencapai 32,99 juta barel pada Oktober, menurut International Energy Agency (IEA). Pada November, Arab Saudi, produsen terbesar OPEC, mengumumkan peningkatan produksi.

Sementara beberapa analis melihat pemangkasan satu jutu barel per hari  tidak akan cukup mengembalikan keseimbangan pasar. Harga minyak dilaporkan turun 5 persen hanya setelah pernyataan menteri Saudi.

Pada 10:35 (Greenwich Mean Time Zone) kemarin, harga minyak mentah Brent Laut Utara, yang akan dikirim pada  Februari, turun menjadi USD58,62, kehilangan USD2,94.

Zanganeh mencatat bahwa harga barel akan lebih baik untuk berdiri di USD60-70," menekankan bahwa harga yang diusulkan "diterima sebagian besar negara-negara OPEC."

KEYWORD :

Arab Saudi OPEC Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :