Rabu, 01/05/2024 18:06 WIB

Kementan Simulasi Penyakit Zoonosis dan PIB di Manado

70 persen penyakit menular zoonosis saat ini dan masa yang akan datang berasal dari hewan domestik dan satwa liar yang sebagian besar menimbulkan fatalitas bagi manusia dan merugikan secara ekonomi

Kementerian Pertanian melakukan simulasi penyakit zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru (PIB) di Manado

Manado -  Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Fadjar Sumping Tjatur, melakukan simulasi kesiapsiagaan darurat penanganan bencana zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru (PIB) melalui pendekatan One Health di Manado untuk wilayah Sulawesi dan Maluku. 

Kegiatan ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya ancaman penyebaran zoonosis dan PIB yang semakin meningkat seiring dengan tingkat mobilitas hewan dan manusia. Selain itu, tingginya laju pertumbuhan penduduk yang menyebabkan urbanisasi dan pergeseran sistem pertanian juga menyebabkan terjadi ketidakseimbangan ekosistem.

Fadjar Sumping Tjatur menyebutkan dalam beberapa tahun terakhir dilaporkan perkembangan global tentang tingginya kasus Penyakit Hewan Lintas-Batas (Transboundary Animal Diseases – TADs) yang berdampak pada penurunan produksi ternak, mengancam keamanan pangan dan kesehatan manusia serta menyebabkan keresahan masyarakat.

"Pada skala yang lebih luas, wabah zoonosis dan PIB dapat mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi suatu daerah, sehingga wabah zoonosis dan PIB berpotensi untuk diklasifikasikan sebagai bencana non alam," ungkap Fadjar Sumping.

Fadjar menyebutkan, 70 persen penyakit menular zoonosis saat ini dan masa yang akan datang berasal dari hewan domestik dan satwa liar yang sebagian besar menimbulkan fatalitas bagi manusia dan merugikan secara ekonomi. Untuk itu, penanganan kasus zoonosis harus dilaksanakan secara tepadu antara sektor kesehatan hewan, kesehatan manusia, serta satwa liar sebagai salah satu media pembawa penyakit tersebut.

Secara khusus TADs juga dapat berpotensi mengancam program peningkatan populasi ternak yang tengah dikembangkan oleh Ditjen PKH melalui Program Upsus Siwab.

Fadjar kembali menyampaikan, wabah zoonosis dan PIB dapat diklasifikasikan sebagai bencana non alam, sehingga penanganannya mengacu pada sistem penanganan bencana.

Karean itulah, Ditjen PKH menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam mengadopsi Sistem Komando dalam penanganan bencana (Incident Command System - ICS) untuk digunakan dalam situasi bencana non-alam.

"Semuanya sudah ada, sekarang tinggal bagaimana di-link-kan satu sama lain sehingga setiap sektor sudah siap dalam menangani wabah penyakit yang mungkin muncul," jelasnya.

Sekedar diketahui, simulasi yang berlangsung dari 26-29 Maret 2018 ini adalah kedua kalinya, setelah dilaksanakan di Bogor untuk wilayah Kalimantan dan Jawa Bagian Barat, dan akan dilaksanakan kembali dalam waktu dekat di Bali untuk wilayah Jawa bagian Timur, Bali, Nusa Tenggara dan Papua, serta di Padang untuk wilayahulau Sumatera.

KEYWORD :

Kementan Upsus Siwab Zoonosis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :