Senin, 29/04/2024 15:48 WIB

Pengembangan Belgian Blue Masih Fokus di UPT Kementan

Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia melalui peningkatan mutu genetik ternak, dengan mengembangkan sapi jenis baru, yaitu Belgian Blue (BB).

Belgian Blue (Foto/supi)

Bogor -  Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia melalui peningkatan mutu genetik ternak, dengan mengembangkan sapi jenis baru, yaitu Belgian Blue (BB). Namun, pengembangan BB ini masih difokuskan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan.

Hal itu mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak, dimana rumpun baru yang masuk ke NKRI perlu mendapat rekomendasi dari Komisi Bibit Ternak.

Oleh karena itu, kata Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak (Ditjen PKH), Sugiono, pengembangan sapi BB harus dilakukan dalam lokasi tertutup (close breeding) dan belum melibatkan masyarakat peternak.

"Kegiatan ini sudah tepat, karena untuk tahap awal lokasi pengembangan adalah di UPT-UPT lingkup Kementan sehingga belum melibatkan masyarakat peternak," ungkap Sugiono.

Sugiono mengatakan, selama periode 1 tahun ini Kementan telah melakukan berbagai pengkajian  terkait pengembangan sapi Ras Baru ini.

"Sebelum sapi  jenis Belgian Blue ini dapat dilepas ke peternak, kami bersama Tim Pakar dari akademisi juga melakukan pengkajian," ujar Sugiono.

Kajian ini dilakukan, kata Sugiono agar diketahui potensi dan performa sapi BB dengan tepat, sebelum dikembangkan di masyarakat.

Menurutnya, ada beberapa kelemahan dalam pengembangan sapi BB yakni sering terjadi kesulitan melahirkan dan memerlukan tindakan sectio caesarea (SC) pada anak Transfer Embrio (TE), sehingga memerlukan manajemen pemeliharan dan pakan untuk mendukung metabolisme tubuhnya agar pertumbuhan otot dapat berkembang secara normal.

Selain itu juga Ia mengatakan, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam upaya meningkatkan derajat kesuksesan dalam pengembangan BB yaitu, pengetahuan dan keahlian, metoda pemeliharaan dan penanganan pedet yang baru lahir 6 bulan, dan temperatur atau suhu yang cenderung lebih panas bila diperbandingkan dengan ditempat aslinya.

Untuk itu, dalam pengembangan BB ini Kementan telah membentuk Tim Sekretariat Kelompok Kerja (POKJA) dan Tim Pakar Pendamping, serta melibatkan Perguruan Tinggi (Institiut Pertanian Bogor dan Universitas Gadjah Mada) untuk mensukseskan pelaksanaannya.

Untuk diketahui, kegiatan pelaksaan BB yang difokuskan di UPT diantaranya Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT)  Baturraden 250 ekor, Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang 179 ekor, BPTU-HPT Padang Mengatas 185 ekor, BPTU-HPT Sembawa 237 ekor, BBPP Batu-Malang 30 ekor, STTP Malang 17 ekor, BBPPKH Cinagara 14 ekor, STPP Bogor 7 ekor, STTP Magelang 25 ekor, Loka Penelitian Sapi Potong (Lolit) Grati 23 ekor, Balitnak Ciawi-Bogor 44 ekor.

KEYWORD :

Kementan Belgian Blue Sugiono




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :