Anggota Komisi VII DPR RI Harry Poernomo. (Foto: Humas DPR)
Batam - Komisi VII DPR RI mengusulkan agar pembangkit listrik tenaga diesel yang kecil sisa-sisa proyek Batam agar ditutup. Karena sudah sangat tidak efisien dan membebani, walaupun tidak dioperasikan setiap saat.
Pernyataan tersebut dilontarkan Anggota Komisi VII DPR Harry Poernomo usai menggelar pertemuan dengan Perwakilan Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Direksi PT. PLN (Persero), Dirut PLN Batam, Dirut PT TJK Power Batam dan Perwakilan Kementerian LHK saat Kunjungan Kerja Spesifik ke PLTU Tanjung Kasam Batam, Jum’at (24/11).“Kita mengelola asset ini kan costly, menimbulkan beban biaya tetapnya berjalan. Kalau mesin pembangkitnya masih bagus bisa direlokasikan ke pulau-pulau kecil lainnya yang lebih membutuhkan danmenguntungkan. Jadi di Batam ini cukup satu atau dua pembangkit saja tapi besar, tidak banyak pembangkit yang malah tidak efisien,” terang Harry.Politisi Gerindra ini juga menambahkan bahwa koneksi pasokan gas yang sekarang ini di Tanjung Kasam Batam umumnya berasal dari Sumatera melalui jalur pipa Perusahaan Gas Negara (PGN).Warta DPR Komisi VII DPR Kunjungan Kerja