Minggu, 12/05/2024 00:22 WIB

Kementan Kawal Petani Sulteng Kembangkan Usaha Kakao

Kementan Kawal Petani Sulteng Kembangkan Usaha Kakao

Kementerian Pertanian (Kementan) melatih dan mengawal peserta Training Bisnis Angkatan I, Cocoa Doctor Sulawesi Tengah mengembangkan usaha kakao. (Foto: Kementan)

SULAWESI, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong, mendukung dan mengawal petani kakao dalam mengembangkan usahanya. Upaya meningkatkan pengetahuan petani baik dari kemampuan teknis budidaya kakao dan manajemen bisnis pun terus dilakukan, agar para petani kakao mampu dan berdaya dalam peningkatan produksi yang berkualitas.

Peningkatakan pengetahuan tersebut dilakukan Kementan di antaranya melalui ‘Training Bisnis Angkatan I tahun 2024’, yang diselenggarakan selama 21 hari oleh Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling Up Initiative (READSI) dengan PT MARS.

Kegiatan diadakan bertujuan meningkatkan kompetensi petani kakao di lokasi program dan penumbuhkembangan Cocoa Doctor Program READSI. Salah satu bentuk implementasi program READSI dalam peningkatan usahatani kakao tercermin dalam sub komponen 2.4 tentang Dukungan Pelayanan dan Pemasaran bagi Petani Kakao (Public Private Partnership) di Sulawesi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, untuk membangun dan mengembangkan bisnis usaha kakao di wilayah Sulawesi perlu melibatkan banyak stakeholder dan harus dipandang sebagai sistem multidisiplin.

Selain itu, Dedi menambahkan bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan agar komoditas pertanian, termasuk komoditi kakao di Indonesia dapat bersaing adalah dengan melakukan peningkatan nilai tambah.

"Pengertian nilai tambah di sini adalah suatu komoditas yang bertambah nilainya karena melalui proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi,” ujar Dedi.

Ia juga dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa Kementan memiliki sejumlah program untuk mengembangkan pertanian termasuk komoditas kakao, salah satunya program READSI. "Salah satu komponen Program READSI adalah Pengembangan Mata Pencaharian di Perdesaan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tengah menyampaikan bahwa nilai produktivitas kakao di wilayahnya terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun berbanding terbalik dengan perkembangan luas areal TM (Tanaman Menghasilkan) kakao yang mengalami penurunan.

Deputy Teknis Pusat Program READSI M. Apuk Ismane, saat mewisudakan peserta Training Bisnis Angkatan I, Cocoa Doctor Sulawesi Tengah secara daring pada Sabtu (6/4/24) mengatakan, usaha kakao diharapkan mampu menjadi solusi pemenuhan kebutuhan petani kakao untuk meningkatkan produktivitas yang berkualitas.

“Training bisnis ini juga diharapakan dapat menciptakan agropreneur, menumbuhkan wirausaha petani kakao mandiri dan dapat menjalankan usahanya dalan pengembangan kakao desa (Cocoa Village Center),” ujarnya.

Untuk diketahui, kerjasama program READSI dan PT Mars pada periode 2018 – 2023, telah menghasilkan output sebanyak 204 petani dan 179 penyuluh pertanian yang dilatih di PT Mars mengenai Traning Teknis GAP (Good Agriculture Pactises) pada aspek agronomi berkelanjutan. Sebanyak 82 petani kakao terpilih Kembali dilatih traning bisnis di PT. Mars.

Adapun jumlah peserta Training Bisnis Angkatan I berjumlah 30 orang, yang terdiri dari masing-masing cocoa doctor berasal dari Kab. Banggai dan Poso sebanyak 15 orang cocoa doctor. Seluruh peserta Training Bisnis Angkatan I tersebut kini telah tuntas mengikuti pelatihan, dan telah diwisuda.

Kedepannya cocoa doctor yang telah terlatih akan menjalankan usaha sampingan bisnis kakao dengan 5 kriteria, yaitu kriteria Pupuk Kompos, Kontrak Farming, Pembibitan Nursery, Pemangkasan dan Bahan Input. 

KEYWORD :

Kementerian Pertanian BPPSDMP Dedi Nursyamsi Petani Kakao Cocoa Doctor




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :