Minggu, 05/05/2024 17:51 WIB

3 Strategi BPPSDMP untuk Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung

3 Strategi BPPSDMP untuk Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, dalam Konferensi Pers persiapan Training of Trainers (TOT) Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung, yang digelar secara online pada Senin (19/2). (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Pertanian (Kementan) terus mendorong insan pertanian agar bekerja sama, bahu-membahu untuk meningkatkan produksi pangan strategis, utamanya padi dan jagung.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, Kementan saat ini tengah fokus untuk memperkuat produksi padi dan jagung hingga setahun ke depan. Salah satunya dengan melakukan akselerasi percepatan tanam di seluruh Indonesia sebagai solusi kebijakan impor yang dilakukan akibat dampak cuaca ekstrem El Nino beberapa bulan lalu.

"Kebijakan akselerasi tanam ini sangat penting kita lakukan untuk menekan impor yang dilakukan akibat dampak el nino. Hari ini kita letakan pondasinya agar ke depan kita bia swasembada," ujarnya.

Untuk itu, Kepala Badan BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, dengan saling berkerja sama antarinsan pertanian mulai dari penyuluh, widyaiswara, dinas pertanian hingga petani, ditambah dengan penerapan strategi inovatif, peningkatan produksi padi dan jagung ini yakin bakal berjalan dengan baik. Sehingga dapat berkontribusi positif terhadap pangan nasional serta kesejahteraan petani.

“Para petani, penyuluh dan stake holder harus bekerja sama menggenjot produksi padi dan jagung,” kata Dedi dalam Konferensi Pers Training of Trainers (TOT) bagi Widyaiswara, Dosen, Guru, dan Penyuluh Pertanian dengan tema ‘Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional’ pada Senin (19/2).

Dalam kesempatan itu, Dedi menjelaskan beberapa strategi yang harus dilakukan oleh insan pertanian, terutama oleh penyuluh dalam menggenjot produksi dan produktivitas padi dan jagung. Pertama, memastikan sarana prasarana yang berkualitas seperti benih, bibit dan pupuknya harus selalu tersedia.

“Penyuluh harus pastikan petani mendapatkan benih yang berkualitas dengan tepat waktu. Sarana prasarana yang baik harus betul-betul siap di lapangan, pastikan petani mudah menjangkau bibit dan pupuk dengan tepat waktu dan tepat menggunakannya,” jelasnya.

Kedua, lanjut Dedi, ialah inovasi. Pastikan petani itu menggunakan inovasi, mulai dari alat tanam hingga cara menanamnya, termasuk penggunaan pupuk yang tepat dan berimbang.

Untuk diketahui, kini pemerintah telah menambah alokasi pupuk subsidi menjadi sebesar Rp 14 triliun atau senilai 7.2 juta ton.

“Jangan berlebihan menggunakan pupuk, apalagi pupuk kimia. Pupuk dan pemupukan harus tepat. Di samping perlu menggenjot produksi, tapi kita jangan merusak alam, tanah, air dan lingkungan. Kita harus gunakan pupuk berimbang. Gunakan pupuk kimia secukupnya, utamakan pupuk organik, pestisida organik, itu yang bisa mendongkrak produksi,” ujar Dedi.

Strategi yang ketiga, kata Dedi, pastikan penyuluh selalu mendampingi petani dalam meningkatkan produksi dan produktivitasnya.

“Penyuluh wajib hukumnya hadir untuk membimbing petani. Bantu petani, bereskan masalah-masalah di lapangan. Dengan bimbingan yang tepat dan memadai, petani pasti bisa mendongkrak produksi padi dan jagung,” katanya.

Setelah ketiga strategi tersebut diimplementasikan, hal yang paling penting juga ialah mendampingi petani untuk membangun korporasi tani. Hal ini perlu dilakukan guna mendongkrak nilai tambah hasil produk pertanian, sehingga dapat meningkatkan tarap kesejahteraan petani.

“Bimbing petani agar mampu meningkatkan nilai tambah produk pertanian, khususnya padi dan jagung. Petani diharapkan tidak jual gabah, tapi minimal berasnya. Petani jagung nantinya tidak jual jagung, tapi minimal jual olahan dari produk jagung seperti pakan ternaknya,” ujar Dedi.

Karenanya, Dedi berharap dengan digelarnya kegiatan TOT ini, dapat meningkatkan pemahaman peserta dalam pengelolaan pupuk subsidi dan peningkatan produksi padi dan jagung nasional dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani.

Sebagai informasi, TOT yang akan dilaksanakan pada tanggal 20-22 Februari 2024 di BBPMKP Ciawi ini, akan diikuti oleh peserta 48.111 yang terdiri dari 189 widyaiswara, 253 Dosen, 63 Guru SMKPP lingkup Kementan, 24.607 Penyuluh Pertanian PNS, 12.480 Penyuluh Pertanian PPPK, 1.744 Penyuluh Pertanian THL APBN, dan 8.775 penyuluh pertanian THL BPBD (19/02/2024).

Narasumber yang dihadirkan selama TOT berlangsung merupakan para ahli dalam Pengelolaan Pupuk Subsidi dalam Peningkatan Produktivitas Padi dan Jagung, Mekanisme Pemanfaatan Pupuk Subsidi, Pemupukan Berimbang, Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), dan Optimalisasi Lahan Rawa untuk Meningkatkan Produktivitas Padi dan Jagung.

KEYWORD :

Kementerian Pertanian BPPSDMP Dedi Nursyamsi Padi Jagung




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :