Kamis, 16/05/2024 17:45 WIB

Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Kementan Gelar Literasi Keuangan

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi kerap menyinggung bahwa petani harus memiliki kemampuan mengelola keuangan dengan baik. Sebab, usaha pertanian melibatkan aspek modal yang tidak sedikit.

BPPSDMP Kementan menggelar pelatihan literasi keuangan tingkat lanjut bagi Fasilitator Bisnis Wilayah Program READSI. (Foto: Kementan)

Jakarta, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan literasi keuangan tingkat lanjut bagi Fasilitator Bisnis Wilayah Program READSI.

Di beberapa kesempatan, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi kerap menyinggung bahwa petani harus memiliki kemampuan mengelola keuangan dengan baik. Sebab, usaha pertanian melibatkan aspek modal yang tidak sedikit.

Menurut Dedi, pertanian modern memang membutuhkan pencatatan keuangan yang tersusun rapi. Tujuannya untuk memudahkan petani dalam melakukan evaluasi. Sebab, usaha pertanian memiliki fluktuasi dari waktu ke waktu.

"Hasil evaluasi tersebut sangat berguna untuk menentukan strategi usaha pada periode tanam di musim berikutnya. Dengan nilai bisnis besar, maka penguatan literasi keuangan petani harus diperkuat," kata Dedi.

Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Muhammad Amin mengatakan, masyarakat Indonesia terutama rumah tangga tani secara umum belum memahami dengan baik karakteristik berbagai produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan formal.

Hal ini berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) 2022. Berkaca pada fakta tersebut, lanjut dia, fokus kegiatan Program READSI di tahun ini berpusat dalam peningkatan kapasitas SDM pertanian dan kelembagaan petani yang lebih berorientasi pada pengembangan usaha formal.

"Pengembangan usaha dan bisnis kelompok tani harus didukung oleh kemampuan anggota kelompok tani dalam memahami dan mengimplementasikan literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari," kata dia saat membuka pelatihan tersebut.

Hasil riset secara umum menunjukkan bahwa masih terjadi tingkat literasi keuangan yang rendah di negara-negara maju dan terlebih lagi di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Kondisi ini merupakan problem yang cukup serius mengingat literasi keuangan berpengaruh positif terhadap inklusi dan perilaku keuangan.

Karena itu, pelaksanaan edukasi dalam meningkatkan pemahaman tentang keuangan di masyarakat sangat diperlukan. Dengan semakin pesatnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, lembaga keuangan mempunyai peran yang penting dalam kehidupan di masyarakat luas. Dengan adanya berbagai lembaga keuangan yang bervariasi menjadikan tiap lembaga berupaya untuk menyalurkan berbagai produk dan jasa keuangan kepada masyarakat secara menyeluruh.

Agar masyarakat luas dapat menentukan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan, masyarakat harus memahami dengan benar manfaat dan risiko, mengetahui hak dan kewajiban serta meyakini bahwa produk dan layanan jasa keuangan yang dipilih dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Diharapkan juga dengan adanya kegiatan pelatihan ini, petani yang tadinya dikategorikan tidak layak untuk menjadi layak atau dari unbankable menjadi bankable dalam memperoleh layanan keuangan oleh institusi keuangan formal," kata dia.

Sementara itu, Manajer NPMO READSI, Andi Amal Hayat Makmur mengatakan, pelatihan ini terselenggara atas kerjasama NPMO READSI dengan BBPMKP Ciawi dan Tim DPMO READSI di 13 Kabupaten wilayah Program READSI.

Dia mengatakan, tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam literasi keuangan, oleh anggota kelompok tani dan meningkatkan kemampuan teknis bagi peserta, sesuai dengan kebutuhan sebagai Fasilitator TOT Literasi Keuangan tingkat Lanjut bagi Penyuluh dan Fasilitator Desa.

"Peserta juga diharapkan mampu memfasilitasi TOT Literasi Keuangan bagi Penyuluh Pertanian dan Fasilitator Desa di wilayah kerja READSI," kata Andi.

Pelatihan dilaksanakan dari 15 – 20 Agustus 2023 di BBPMKP Ciawi. Sasaran peserta pelatihan sebanyak 13 orang Fasilitator Bisnis yang berasal dari 13 Kabupaten di 5 Provinsi wilayah Program READSI.

KEYWORD :

Kementerian Pertanian Literasi Keuangan Kesejahteraan Petani Program READSI BPPSDMP Kementan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :