Sabtu, 04/05/2024 04:22 WIB

Mongolia Tegaskan Dukung Kebijakan Satu China

Mongolia menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung kebijakan satu China.

Menteri Luar Negeri Mongolia Tsend Munkh-Orgil (kiri) bersama Menteri Luar Negeri China Wang Yi, di Beijing.

Beijing - Mongolia menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung one China policy atau kebijakan satu China. Kebijakan ini mengakui hanya ada satu negara yang disebut China, meskipun terdapat dua pemerintahan yang mengklaim diri sebagai China.

Kantor berita Xinhua melaporkan bahwa hubungan yang telah terjalin lama dan stabil serta saling menguntungkan adalah tujuan utama kebijakan luar negeri Mongolia, ungkap Menteri Luar Negeri Mongolia, Tsend Munkh-Orgil saat berkunjung ke Beijing.

Dalam konferensi pers yang digelar setelah pembicaaraan dengan Menteri Luar Negeri China, Munk-Orgil mengatakan bahwa Tibet adalah bagian yang tak terpisahkan dari China dan isu-isu Tibet juga adalah urusan internal China.

Mongolia melakukan upaya untuk memperbaiki hubungan dengan China dan berjanji ke depannya tidak akan pernah membiarkan kunjungan Dalai Lama, yang memiliki ambisi untuk memisahkan Tibet dari China dengan kedok agama.

Wang Yi juga mengungkapkan penting bagi kedua negara untuk mengawali serta meningkatakan hubungan yang baru.

Kedua negara, kata Wang, diharapkan dapat menjalin komunikasi intensif dalam menyinergikan program China`s Belt and Road Initiative, yaitu jalur sutera modern dengan program infrastuktur Mongolia yang akan menghubungkan beberapa negara yakni, China, Mongolia dan Rusia, untuk membuka jalur perdagangan dan memperkuat jalinan ekonomi dan politik.

Munkh-Orgil menyatakan bahwa Belt and Road Initiative akan membawa kesempatan yang luar biasa bagi perkembangan Mongolia.

Perdana Menteri Mongolia, Jargaltuga Erdenebat juga dikatakan akan mengunjungi China untuk menghadiri forum Belt and Road untuk melakukan kerja sama internasional pada Mei 2017.

Menlu Mongolia juga berterimakasih pada China atas dukungannya saat negaranya berada dalam kondisi finansial yang sulit.

Wakil Presiden China, Li Yuanchao juga bertemu dengan Munkh-Orgil pada Senin, dan bersepakat untuk melindungi landasan politik bagi hubungan bilateral kedua negara tersebut.

 

KEYWORD :

China Mongolia Kebijakan Satu China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :