Sabtu, 04/05/2024 04:08 WIB

Terbuka Peluang Demokrat Membelot dan Dukung Prabowo

Bagi saya, deadline menuju November masih membuka ruang untuk terjadi dinamika politik yang tinggi. Dalam hal ini, tentu AHY dan Demokrat masih terus berjuang untuk mengamankan tiket cawapres.

Dosen milenial UMN, Silvanus Alvin. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Partai Demokrat dinilai masih berpeluang berbelot dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dan bergabung ke koalisi pendukung Prabowo Subianto. Salah satu alasannya karena Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masih berharap mendapatkan tiket sebagai calon wakil presiden (cawapres).

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Multimedia Nusantara Silvanus Alvin menilai harapan mendapatkan tiket cawapres di KPP masih minim. Mengingat baik NasDem atau Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tergabung dalam KPP memberi sinyal belum membuka pintu bagu AHY menjadi cawapres Anies Baswedan.

"Bagi saya, deadline menuju November masih membuka ruang untuk terjadi dinamika politik yang tinggi. Dalam hal ini, tentu AHY dan Demokrat masih terus berjuang untuk mengamankan tiket cawapres," katanya kepada wartawan, Jumat (21/7).

Alvin juga menanggapi pertemuan elite Gerindra dengan elite Demokrat kemarin. Menurut dia, pertemuan itu bisa mnejadi wadah untuk mencari kesepakatan antarkedua parpol dalam menghadapi Pilpres 2024.

"Hal ini juga mencerminkan dinamika politik dalam masing-masing partai. Partai politik seringkali menghadapi perbedaan pandangan dan tujuan internal, dan pertemuan semacam ini dapat menjadi wadah untuk mencari kesepakatan dan konsolidasi partai," kata dia.

Tak hanya itu, Alvin memandang pertemuan Demokrat dengan Gerindra memberi sinyal adanya potensi pembentukan aliansi politik dari kedua parpol tersebut. Aliansi politik itu diyakini dapat menjadi strategi memperkuat posisi masing-masing parpol dalam persaingan politik.

"Menggabungkan sumber daya dan basis dukungan yang lebih luas. Pertemuan ini dapat mengindikasikan bahwa kedua partai membuka peluang untuk membentuk koalisi dalam menghadapi pemilu. Koalisi ini bertujuan untuk meningkatkan peluang keberhasilan kemenangan dan memperkuat posisi mereka dalam pembentukan pemerintahan," kata dia.

Di sisi lain, kata dia, pertemuan politik itu juga berfungsi sebagai strategi untuk memengaruhi opini publik dan media. Alvin melihat ada pesan yang disampaikan oleh perwakilan kedua partai.

"Temasuk tentang potensi kekuatan jika bergabung, mungkin bertujuan untuk membentuk persepsi positif tentang kemitraan antara Gerindra dan Demokrat," kata dia.

Terakhir, Alvin mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak melupakan peran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pembentukan koalisi parpol. Apalagi, kata dia, Jokowi sesekali `mengendorse` Prabowo.

"Dan belakangan kita tahu kedekatan antara Jokowi dan Prabowo, begitu pula political endorsement tipis-tipis yang dilakukan Jokowi terhadap Prabowo. Malah pernah terjadi pertemuan antara Jokowi, Prabowo dan Erick Thohir. Tentu opsi untuk penentuan siapa Gerindra berkoalisi rasanya juga perlu melihat variable Jokowi," kata dia.

 

KEYWORD :

Pilpres 2024 UMN Silvanus Alvin Demokrat Prabowo Subianto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :