Kamis, 09/05/2024 19:15 WIB

Cegah Insiden Haji Terulang, DPR Minta Panitia Siapkan Strategi Darurat

Karena kita tidak tahu kan pernah ada tragedi yang terjadi di Mina ataupun di Ka’bah ketika peristiwa jatuhnya crane. Sekarang tahun ini justru di Muzdalifah.

Anggota Komisi VIII DPR, Maman Imanulhaq. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq mengingatkan pemerintah, terutama panitia penyelenggara haji agar menyiapkan strategi kedaruratan demi mengantisipasi problem yang terjadi di luar perencanaan.

Menurut dia, strategi kedaruratan penting agar insiden ibadah haji yang pernah terjadi sebelumnya tidak terulang lagi.

"Karena kita tidak tahu kan pernah ada tragedi yang terjadi di Mina ataupun di Ka’bah ketika peristiwa jatuhnya crane. Sekarang tahun ini justru di Muzdalifah," kata Maman dalam keterangan resminya, Senin (3/7).

Dia meminta insiden di Muzdalifah yang terjadi pada ibadah haji tahun ini menjadi pelajaran panitia haji ke depan. Rombongan jemaah haji Indonesia mengalami keterlambatan pemberangkatan yang cukup lama dari Muzdalifah ke Mina.

Menurut dia, umumnya jemaah hanya menunggu satu hingga dua jam, tetapi tahun ini sampai 10 jam.

"Tentang strategi kedaruratan itu, kita harus pikirkan dari satu lokasi ke lokasi lain, di mana penumpukan jamaah seperti di Arafah, Muzdalifah, dan Mina itu harus betul-betul menjadi pemikiran yang lebih sistematis dan bisa dilakukan cepat karena ini menyangkut nyawa manusia," kata dia.

Maman mengingatkan panitia haji ke depan agar lebih memperhatikan kondisi jemaah Indonesia yang lanjut usia. Prioritas Indonesia terhadap jemaah lansia harus dikomunikasikan kepada otoritas di Arab Saudi.

"Jadi, ramah lansia itu harus diingatkan kepada Pemerintah Arab Saudi bahwa Anda harus menyiapkan banyak pusat kesehatan, posko kedaruratan, dan mempersiapkan yang terbaik untuk para lansia, termasuk misalnya strategi lansia itu datang terakhir lalu pulang lebih dulu," kata dia.

Dia memberi catatan kepada panitia haji Indonesia yang tidak bekerja profesional. Pemerintah diharap tidak mempekerjakan panitia yang tidak profesional.

"Yang tidak profesional, dicoret, jangan diajak. Lalu yang profesional itu ditempatkan pada posisi yang pas," kata Maman.

Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) RI menjelaskan alasan keterlambatan penjemputan para jemaah. Salah satunya, karena kemacetan di jalur taraddudi (shuttle).

Jalur tersebut banyak dilalui jemaah calon haji dari berbagai negara lain yang akan melempar jumrah setibanya di Mina. Sehingga terjadi kepadatan.

"Jalur taraddudi sejak pagi dipadati bus yang antar jemput jamaah. Di tambah banyak jamaah yang memilih berjalan kaki. Kondisi ini menghambat pergerakan bus yang akan menjemput jamaah di Muzdalifah," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI Hilman Latief.

 

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VIII Maman Imanulhaq haji Kemenag




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :