Minggu, 28/04/2024 19:58 WIB

Perundingan Damai Perang Rusia-Ukraina Disebut Tidak Mungkin Dilakukan Saat Ini

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, tawaran mediasi oleh Brasil juga tidak mungkin berhasil.

Sekjen PBB Antonio Guterres (Foto: Financial Tribune)

JAKARTA, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menilai tawaran untuk mengakhiri konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina sepertinya tidak akan membuahkan hasil saat ini karena kedua belah pihak tampaknya "terlibat penuh" dalam melanjutkan perang.

"Negosiasi perdamaian tidak mungkin dilakukan saat ini," kata Guterres kepada surat kabar Spanyol El País dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari Russian Today.

Ditanya apakah prakarsa perdamaian yang dilontarkan oleh China dan Brasil, ditakdirkan untuk gagal, Sekjen PBB itu mengatakan kedua pihak yang berkonflik tampaknya terlalu bertekad untuk melanjutkan permusuhan agar tawaran mediasi berhasil.

"Saya sudah mengatakan bahwa negosiasi perdamaian saat ini tidak akan terjadi. Saya berharap di masa depan, ya. Ada pembicaraan tentang serangan Rusia di musim dingin dan serangan Ukraina di musim semi. Jelas bahwa semua pihak terlibat penuh dalam perang,"  kata Guterres.

Prediksi suram itu muncul di tengah meningkatnya pertempuran, di mana Moskow dan Kiev meningkatkan serangan jarak jauh satu sama lain dalam beberapa hari terakhir. Peningkatan aktivitas militer terjadi di tengah serangan balasan yang membayangi oleh pasukan Kiev, yang berulang kali disemangati oleh para pejabat tinggi negara itu.

Awal tahun ini, China meluncurkan peta jalan perdamaian 12 poin yang dirancang untuk mengakhiri konflik, yang telah berkecamuk sejak Februari 2022. Inisiatif tersebut mendapat sambutan positif di Moskow, dengan kepemimpinan puncak Rusia menandakan kesiapannya untuk membahasnya lebih lanjut.

Namun, peta jalan itu diterima dengan buruk oleh Kiev dan para pendukung Baratnya, yang menuduh Beijing diduga sudah memihak Rusia dan, oleh karena itu, tidak memiliki suara tentang potensi pembicaraan damai.

Brasil juga secara aktif mendorong Moskow dan Kiev untuk berunding, dengan negara tersebut mengambil sikap netral terhadap konflik tersebut. Presiden Brasil Lula da Silva mengutuk operasi militer Rusia dan kolektif Barat karena mendorong perang, mendesak mereka untuk berhenti mempersenjatai Kiev dan mendorong gencatan senjata sebagai gantinya.

"Tidak ada gunanya sekarang mengatakan siapa yang benar, siapa yang salah. Apa yang harus kita lakukan sekarang adalah menghentikan perang," kata Lula pada akhir April, mengklaim bahwa “tidak ada seorang pun di dunia yang berbicara tentang perdamaian kecuali saya."

KEYWORD :

PBB Perang Rusia Ukraina Antonio Guterres




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :