Senin, 29/04/2024 14:56 WIB

50 Persen Sekolah di Maluku Utara Daftar Kurikulum Merdeka

50 Persen Sekolah di Maluku Utara Daftar Kurikulum Merdeka

Kiri ke kanan: Kepala SMA Negeri 4 Ternate, Kandacong; perwakilan Kemdikbudristek, Seno Hartono; Kepala BPMP Maluku Utara, Santoso; Kepala BGP, Subagiana (Foto: Muti/Jurnas.com)

Ternate, Jurnas.com - Jumlah satuan pendidikan di Provinsi Maluku Utara yang mendaftar Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) tahun ini meningkat pesat. Angkanya mencapai 2.100-an sekolah, dibandingkan tahun lalu sebanyak 163 sekolah.

Hal ini disampaikan Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Maluku Utara, Santoso, saat menerima kunjungan rombongan Press Tour Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) di SMA Negeri 4 Kota Ternate, pada Kamis (27/4).

"Sudah lebih dari 50 persen satuan pendidikan di Maluku Utara sudah melakukan proses pendaftaran di Implementasi Kurikulum Merdeka," kata Santoso.

Santoso mengungkapkan, mulanya banyak satuan pendidikan yang belum memahami IKM, sehingga peminat masih terbilang minim. Namun, jumlahnya seiring bertambah setelah makin gencar sosialisasi dilakukan.

"Setelah kita beri penjelasan soal keuntungan, banyak satuan pendidikan yang mau berubah. Kami kasih advokasi dan pendampingan. Kami tidak memaksa. Bahkan di beberapa sekolah pemda juga ikut melakukan sosialisasi," terang Santoso.

Sebab belum ada contoh final IKM di Maluku Utara, lanjut Santoso, pihaknya bersama-sama pemerintah provinsi, kabupaten/kota, Balai Guru Penggerak (BGP), dan DPRD merumuskan inovasi pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka.

"Tahun 2023 ini, kami ada rancangan kegiatan tur advokasi. Ini kita rancang bersama mengawal proses IKM sekolah yang jadi pilihan, dan itu harus terakomodir," ujar dia.

SMA Negeri 4 Kota Ternate merupakan salah satu sekolah yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Kota Ternate, Kandacong, menuturkan bahwa kurikulum anyar era Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim ini menawarkan banyak keuntungan, meski awalnya tidak berjalan mudah.

Di antaranya pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan mengakomodasi kebutuhan para peserta didik. Juga, beraneka metode pembelajaran agar suasana pembelajaran di dalam kelas tidak cenderung pasif.

"Saya bilang ke guru kalau mereka mau belajar Kurikulum Merdeka, perangkatnya sudah ada di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Saya suruh mereka buka PMM," tutur Kandacong.

"Guru juga bisa lebih banyak belajar melalui webinar di Youtube, tinggal kita menyesuaikan menu yang kita inginkan. Apalagi banyak guru yang berbagi melalui webinar, maka guru kami bisa memaksimalkan pembelajaran," sambung dia.

KEYWORD :

Kurikulum Merdeka Maluku Utara SMA Negeri 4 Ternate Kemdikbudristek




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :