Minggu, 05/05/2024 21:12 WIB

Puluhan Siswi Kembali Dilaporkan Keracunan di Iran

Hingga saat ini penyakit tersebut dalam dapat dijelaskan dan pejabat Iran percaya gadis-gadis itu mungkin telah diracuni dan menyalahkan musuh Teheran.

Bendera Iran melambai di depan markas Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina, Austria pada 23 Mei 2021. (Foto: Reuters/Leonhard Foeger)

JAKARTA, Jurnas.com - Puluhan siswi Iran di lima provinsi telah dirawat di rumah sakit dalam dugaan gelombang baru serangan keracunan.

Ratusan kasus gangguan pernapasan telah dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir di kalangan siswi di seluruh negeri, terutama di kota suci Qom, selatan Teheran, dengan beberapa di antaranya perlu dirawat di rumah sakit.

Hingga saat ini penyakit tersebut dalam dapat dijelaskan dan pejabat Iran percaya gadis-gadis itu mungkin telah diracuni dan menyalahkan musuh Teheran.

Kantor berita Tasnim dan Mehr pada Sabtu (4/3) melaporkan insiden terbaru di provinsi Hamedan barat, serta Zanjan dan Azerbaijan Barat di barat laut Iran, Fars di selatan dan provinsi Alborz di utara.

"Lusinan siswa dipindahkan ke rumah sakit setempat untuk perawatan," kata laporan itu.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa penyakit menyerang lebih dari 30 sekolah di setidaknya 10 dari 31 provinsi Iran pada Sabtu.

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan orang tua berkumpul di sekolah untuk membawa pulang anak-anak mereka dan beberapa siswa dibawa ke rumah sakit dengan ambulans atau bus.

Pada Jumat (3/3), Presiden Ebrahim Raisi mengatakan dugaan kasus keracunan adalah "konspirasi musuh untuk menciptakan ketakutan dan keputusasaan pada rakyat".

Menteri Dalam Negeri Iran, Abdolreza Rahmani Fazli pada hari Sabtu mengatakan para penyelidik telah menemukan "sampel mencurigakan" yang sedang dipelajari.

"Dalam studi lapangan, sampel yang mencurigakan telah ditemukan, yang sedang diselidiki … untuk mengidentifikasi penyebab penyakit siswa tersebut, dan hasilnya akan dipublikasikan, sesegera mungkin," kata dia dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita resmi IRNA.

Pada Rabu, setidaknya 10 sekolah perempuan menjadi sasaran serangan yang diduga peracunan, tujuh di kota barat laut Ardabil dan tiga di ibu kota Teheran, menurut laporan media lokal.

Pekan lalu, Wakil Menteri Kesehatan Iran, Younes Panahi, mengatakan serangan itu ditujukan untuk menghentikan pendidikan bagi anak perempuan.

 

Kantor hak asasi manusia PBB di Jenewa pada hari Jumat menyerukan penyelidikan transparan atas dugaan serangan dan negara-negara termasuk Jerman dan Amerika Serikat telah menyuarakan keprihatinannya.

Serangkaian dugaan peracunan terjadi lebih dari lima bulan dalam protes nasional setelah kematian dalam tahanan Kurdi Iran Mahsa Amini, 22 tahun, yang telah ditangkap karena dugaan pelanggaran aturan berpakaian ketat untuk wanita.

Teheran mengatakan ratusan orang telah tewas dan ribuan ditangkap sehubungan dengan protes, yang oleh pihak berwenang umumnya digambarkan sebagai "kerusuhan".

Sumber: Al Jazeera

KEYWORD :

Siswi Keracunan Iran Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :