Selasa, 07/05/2024 20:33 WIB

Kemitraan Swasta dan Petani Kopi Tingkatkan Nilai Tambah

Menurut Zulhas pengolahan hasil bumi yang memberi nilai tambah tersebut memiliki banyak manfaat seperti umur produk yang lebih panjang dan harga di tingkat petani yang tetap terjaga.

Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) meninjau fasilitas Edufarm PT Nestlé di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Jumat (3/3).

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) mendukung upaya sektor swasta yang bermitra dengan petani untuk mengolah hasil bumi dan menghasilkan nilai tambah.

Menurut Zulhas pengolahan hasil bumi yang memberi nilai tambah tersebut memiliki banyak manfaat seperti umur produk yang lebih panjang dan harga di tingkat petani yang tetap terjaga.

"Hanya satu langkah lagi, diolah menjadi ekstrak. Produk akan tahan dalam jangka waktu tahunan, produk itu akan dibutuhkan seluruh dunia, bisa dikirim ke mana saja dan kapan saja, tahan lama, harganya pun tetap bagus. Intinya adalah diolah," kata Zulhas saat meninjau fasilitas Edufarm PT Nestlé di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Jumat (3/3).

Khusus untuk komoditas kopi, Mendag Zulhas menggambarkan peran bersama dari para pemangku kepentingan di kawasan Amerika Latin yang ada di hulu sampai hilir untuk mengembangkan biji kopi yang memiliki nilai tambah.

Menurut dia upaya tersebut turut menjadi faktor kokohnya industri kopi di kawasan tersebut. "Petani dan pemerintahnya bersatu. Kopi diolah, tidak dijual mentah. Sampai ke pembukaan kedai-kedai kopinya, sehingga ada nilai tambah yang tinggi," kata Mendag.

Untuk itu, Mendag pun menyampaikan bahwa menjaga harga yang baik di tingkat petani merupakan hal yang penting. Maka, perlu ada peran bersama dari para pemangku kepentingan untuk memastikan petani mendapatkan harga yang baik untuk hasil bumi yang mereka produksi.

"Tidak bisa sendiri, harus diselesaikan bersama. Hasil bumi ditampung, harganya bagus, punya nilai tambah," kata Mendag.

Dalam kunjungan ke Edufarm PT Nestlé Indonesia tersebut, Bupati Tanggamus Dewi Handajani menyampaikan potensi Tanggamus di bidang perkebunan, khususnya perkebunan kopi.

Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Provinsi Lampung. Dari luas daerah 2.646 kilometer persegi, sebanyak 84 ribu kilometer perseginya merupakan area perkebunan kopi.

Dia pun berharap pemerintah pusat dapat semakin memfasilitasi upaya-upaya memperkuat aspek perdagangan dari komoditas pertanian di Lampung, tidak terkecuali kopi.

"Kurang lebih 30 persen kopi yang dihasilkan Lampung disumbang Kabupaten Tanggamus. Harapan kami, pemerintah melalui Menteri Perdagangan dapat memfasilitasi jaringan yang lebih luas lagi, membantu permodalan, distribusi dan pemasaran, pengetahuan dan wawasan, serta kapasitas petani di Tanggamus," kata Dewi.

Sementara itu, Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu menyampaikan, Nestlé menjalin program-program kemitraan dengan mitra bisnisnya, termasuk petani lokal.

Hal tersebut menjadi salah satu upaya Nestlé dalam mewujudkan komitmen untuk maju bersama Indonesia di berbagai sektor. Salah satu bentuk kemitraan Nestlé dengan para petani di Provinsi Lampung adalah pembinaan 20 ribu petani kopi di Tanggamus dan Lampung Barat.

KEYWORD :

Zulkifli Hasan Provinsi Lampung Nestlé Kementerian Perdagangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :