Minggu, 28/04/2024 19:56 WIB

Masyarakat Tak Perlu Resah, Penyakit Jembrana pada Sapi Tidak Menular ke Manusia

Virus penyakit Jembrana tidak tahan dengan pemasakan daging. 

Sapi bali. (Foto: ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Dosen Divisi Kesmavet dan Epidemiologi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, Denny Widaya Lukman mengatakan, penyakit Jembrana tidak menular ke manusia. Untuk itu, masyarakat tidak perlu khawatir mengkonsumsi daging sapi yang tertular penyaki tersebut.

"Penyakit Jembrana tidak dapat ditularkan dari sapi ke manusia, artinya penyakit ini tidak bersifat zoonotik," jelas Denny, yang juga Anggota Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan Karantina Hewan Kementerian Pertanian dalam keterangan resmi, Selasa (28/2).

Denny menjelaskan, penyakit Jembrana merupakan penyakit menular hanya pada sapi Bali yang disebabkan oleh virus. Penyakit tersebut ditularkan di antara Sapi Bali melalui kontak langsung atau dapat ditularkan melalui lalat.

"Jadi, jika daging berasal dari Sapi Bali yang tertular penyakit Jembrana, maka orang yang mengonsumsinya tidak akan sakit atau tertular oleh virus tersebut," ungkap Denny.

Menurut Denny, virus penyakit Jembrana tidak tahan dengan pemasakan daging. "Virus dapat dimatikan dengan pemanasan pada suhu minimal 55 derajat Celcius selama minimal 15 menit, artinya dengan merebus daging atau memanggang daging maka virus akan mati," tutur dia.

Meski demikian, Dennya meminta masyarakat agar mengkonsumsi daging sapi yang berasal dari Rumah Potong Hewan (RPH) resmi yang telah diperiksa kesehatannya sebelum dipotong.

"Serta diperiksa daging dan jeroannya oleh dokter hewan, sehingga daging dijamin kesehatan dan kebersihannya. Daging yang berasal dari Rumah Potong Hewan resmi ditandai dengan adanya `cap` pada permukaan daging," ucap Denny.

Dia juga mengajak masyarakat agar konsumen tidak perlu khawatir dan takut mengonsumsi daging dengan membeli daging pada kios dan pedagang langganan atau kios resmi."Masaklah daging dengan baik agar kita terhindar dari kuman-kuman penyakit seperti kuman penyebab diare," kata dia.

Denny juga mapresiasi upaya Kementerian Pertanian (Kementan) yang bergerak cepat melakukan pengendalian Jembrana dengan melaksanakan tindakan-tindakan pengendalian dan penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

Saya lihat pendampingan dan koordinasi secara intensif terus dilakukan, terutama dalam melakukan kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada masyarakat dan peternak agar penyakit ini segera terkendali," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen PKH, Nuryani Zainuddin menyampaikan, hingga saat ini penanganan kasus penyakit Jembrana di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan terus dilakukan, khususnya dengan kegiatan vaksinasi dan pembatasan lalu lintas, dan kontrol vektor.

Nuryani menjelaskan, penyakit yang disebabkan oleh Retrovirus pada Sapi Bali ini ditandai dengan demam tinggi, peradangan selaput lendir mulut, pembesaran kelenjar pertahanan, dan mencret (diare) yang sering bercampur dengan darah, hingga menyebabkan kematian ternak.

"Potensi kerugian ekonomi akibat penyakit Jembrana cukup besar, sehingga ini menjadi perhatian kita untuk mengendalikannya," ungkap Nuryani.

Menurutnya, selain pelaksanaan vaksinasi dan pemberian vitamin untuk menjaga kekebalan tubuh ternak, Nuryani juga meminta agar peternak memastikan ternaknya mendapatkan pakan yang cukup, dan menjaga kebersihan kandang.

“Peternak dan masyarakat juga dapat mendukung dengan menjaga kebersihan dan kesehatan ternaknya dan lapor segera ke petugas apabila ada kecurigaan kasus penyakit Jembrana agar segera dapat diindaklanjuti,” kata Nuryani.

“Kami juga meminta kepada Pemerintah Daerah agar melakukan pendampingan dan juga secara intensif melakukan kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada masyarakat dan peternak agar penyakit ini segera terkendali”, peterpungkasnya.

KEYWORD :

Denny Widaya Lukman Penyakit Jembrana Sapi Balit Ditjen PKH Nuryani Zainuddin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :