Minggu, 19/05/2024 07:36 WIB

Kini Masyarakat Luas Bisa Tingkatkan Kapasitas Pengasuhan Melalui SiBima BKKBN

Jumlah kader BKB saat ini yaitu 567.771 dan kader BKB yang sudah terlatih sejumlah 57.552 atau 10.06 persen.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti bersama Senior Technical & Liason Advisor ECED Tanoto Foundation, Widodo Suhartoyo saat melakukan launching Sistem Belajar Mandiri Kelas BKB EMAS melalui Learning Manajemen System (LMS)

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melaunching aplikasi Sistem Belajar Mandiri (SiBima) kelas Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Stunting (BKB EMAS).

"SiBima BKB EMAS merupakan terobosan BKKBN untuk mempermudah kader BKB dan masyarakat luas untuk meningkatkan kapasitas pengasuhan secara mandiri," kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti, yang mewakili Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo di Jakarta, Selasa (28/2).

Dia menjelakan, BKB Emas telah diterbitkan dan digunakan secara luas sejak tahun 2018 pada saat isu stunting mulai menjadi perhatian besar. Buku panduan ini merupakan salah satu kelengkapan dalam BKB Kit Stunting.

Agar materi penyuluhan BKB EMAS tetap relevan di tingkat lapangan dan keluarga, lanjut dia, BKKBN telah merevisi BKB EMAS secara inklusif bersama Tanoto Foundation, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).

Alasan di balik peluncuran SiBima ini karena Kader BKB, yang merupakan lini terdepan dalam memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua agar tumbuh kembang anak pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dapat optimal, saat ini jumlahnya masih rendah.

"Jumlah kader BKB saat ini yaitu 567.771 dan kader BKB yang sudah terlatih sejumlah 57.552 atau 10.06 persen. Angka ini tentunya masih jauh dari harapan," tutur Nopian 

Oleh karena itu, BKKBN terus melakukan inovasi dalam peningkatan kapasitas mereka secara efektif, dan efisien. Di antaranya dengan Learning Management System (LMS) yang dapat digunakan sebagai sarana untuk peningkatan kapasitas para Kader BKB.

Selanjutnya, agar panduan ini dapat dipelajari dengan mudah dan mengasyikkan bagi kader dan masyarakat, BKKBN kembali menyusun E-learning panduan penyuluhan BKB EMAS yang telah diintegrasikan dengan LMS atau SiBima BKKBN.  

"Melalui SiBima diharapkan para kader, keluarga, orangtua dan seluruh masyarakat yang ingin meningkatkan kapasitas pengasuhan dapat belajar secara mandiri sehingga peningkatan kapasitas dapat tercapai secara efektif dan efisien," tutur Nopian.

Dia juga mengapresiasi 20 ribu kelompok kegiatan BKB Holistik Integratif (HI) yang telah mengintegrasikan pelayanannya dengan kelas ibu hamil, posyandu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau kegiatan sejenis.

"Kami mengimbau agar 50 ribu kelompok kegiatan BKB yang belum terintegrasi agar segera dapat menjadi BKB HI," ucap Nopian.

Dia mengatakan, tingkat pemerintahan yang paling dekat dengan kelompok kegiatan BKB adalah desa/kelurahan. Karena itu, desa/kelurahan memiliki peran yang besar dalam penyelamatan 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Hal ini selaras dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dimana tujuan pembangunan desa antara lain meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia.

"Dengan peran aktif Desa, diharapkan pencapaian SDGs Desa untuk, utamanya, menurunkan angka stunting, angka kematian ibu dan angka kematian bayi dapat terpenuhi," imbuh dia.

Sementara itu, Senior Technical & Liason Advisor ECED Tanoto Foundation, Widodo Suhartoyo mengatakan, LMS ini memberikan manfaat bagi fasilitator dan kader PKB di tingkat provinsi, kabupaten/kota untuk memandu kelas pengasuhan di daerah masing-masing.

"Di samping itu, tentu saja keterbukaan akses LMS ini dapat memudahkan siapa saja untuk belajar secara mandiri terkait pengasuhan 1.000 HPK," jelasd Widodo.

Menurut Widodo, pengembangan pengasuhan BKB EMAS yang terintegrasi dalam LMS merupakan salah satu bentuk terobosan yang tepat di era digital ini dalam rangka mengejar target 14 persen stunting tahun 2024.

"Berbagai terobosan termasuk intervensi sensitif dan spesifik diperlukan untuk mencapai angka tersebut. Menurut kami, pengembangan pengasuhan BKB EMAS yang terintegrasi dalam LMS merupakan salah satu bentuk terobosan yang tepat di era digital ini," imbuh dia.

KEYWORD :

BKB EMAS Hasto Wardoyo SiBima Nopian Andusti




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :