Sabtu, 04/05/2024 03:36 WIB

Tekan Penyebaran LSD, Karantina Pertanian Perketat Pengawasan Lalu Lintas Hewan Ternak

Tekan penyebaran LSD, Karantina Pertanian perketat pengawasan lalu lintas hewan ternak

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang kepada awak media pada acara `Kabarantan Ngopi Bareng Insan Pertanian` di Gedung Barantan, Jakarta, Rabu (22/2).

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian memperketat pengawasan lalu lintas ternak guna mencegah penyebaran lumpy skin deseas (LSD) pada ternak.

Kepala Barantan, Bambang mengatakan, saat ini Barantan bertugas di 601 tempat pemasukan dan pengeluaran, termasuk di 18 PLBN (pos lintas batas negara, red) yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Sisanya dilimpahkan kepada elemen negara lainnya, yakni veteriner tingkat pusat, veteriner tingkat provinsi, veteriner kabupaten, TNI/Polri, dan masyarakat luas," kata Bambang di Jakarta, Rabu (22/2).

Bambang mengatakan, dari seluruh bandara yang ditetapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pihaknya baru mampu menjaga sekitar 50 persen lantaran masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur.

"Karena itu, dimintakan bantuan elemen-elemen negara lainnya, sehingga tidak secara otomatis terjadi pemasukan penyakit kemudian karantina tidak bekerja karena menjaga nusantara ini luas," tutur Bambang.

Sementara itu, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Wisnu Wasisa Putra mengatakan, Barantan sudah melakukan kewaspadaan dini saat LSD, yang berasal dari Afrika masuk Thailand, Vietnam, dan Malaysia pada 2021.

"Kalau kita lihat LSD masuk di Indonesia pada Maret tahun 2022 dan sebetulnya pada saat di tahun 2021-2022, kita sudah melakukan kewaspadaan dini," ucap Wisnu.

Dijelaskan Wisnu, serangga seperti lalat, caplak, dan nyamuk dapat menjadi vektor penyebaran virus penyebab LSD pada sapi. Dengan bantuan angin, lanjut dia, serangga tersebut bisa terbang hingga 60 km.

"Ini memang tidak mudah bisa jadi kapal dari Malaysia tidak memabawa sapi atau daging, tetapi melalui kapal penumpang lalat itu bisa masuk ke negara kita. Oleh karena itu, penguatan otoritas bandara dan pelabuhan sangat penting dalam membangun biosecurity," ucap dia.

Dia menjelaskan bahwa saat ini LSD sudah meyebar di 20 provinsi Indonesia. Di antaranya di Aceh, Sumatere Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatere Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

"Melihat kondisi saat ini setiap hewan yang akan dilalulintaskan wajib divaksin. Saat ini, di Jawa Timur ada Sidoarjo dan Blitar sehigga mengakibatkan sapi, termasuk yang ada Bangkalan itu sebelum dilalulitaskan harus divaksin," kata Wisnu.

Wisnu mengatakan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 17 Tahun 2022 tentang Pemasukan Daging Tanpa Tulang Dalam Hal Tertentu Yang Berasal Dari Negara atau Zona Dalam.

"Ini kita sama-sama dengan Ditjen PKH untuk setiap daerah nanti akan dibentuk daerah bebas, terduga, dan tertular. Daerah terduga itu adalah daerah yang berbatasan dengan derah yang mempunyai kasus," tutur Wisnu.

Dari mekanisme ini, lanjuut Wisnu, daera tertular bisa mengirim ke derah tertular, daerah terduga ke derah terduga atau daerah bebas ke derah tertular atau terduga.

"Tetapi daerah tertular terduga ke derah bebas itu harus memenuhi pesayaratan teknis dengan persyaratan kesehatan dan dilakukan analisa risiko di tempat tujuan," tutur dia.

Berdasarkan data Barantan, kasus LSD sudah menurun dari tahun 2022 sekitar 16.417 menjadi 3.711 pada tahun ini. Penurunan ini disebabkan oleh vaksinasi dan tindakan karantina selama 28 hari untuk ternak yang akan dilalulintaskan.

KEYWORD :

Penyebaran LSD Karantina Pertanian Pengawasan Lalu Lintas Hewan Ternak Barantan Bambang Kementan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :