Selasa, 30/04/2024 12:39 WIB

Babak Baru Program Kompor Listrik, Fokus Segmen Menengah ke Atas

Babak baru Program Kompor Listrik, fokus segmen menengah ke atas

Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. (Foto istimewa/Jurnas)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, Program kompor induksi memasuki babak baru. Kali ini segmen kompor listrik akan mulai difokuskan menyasar ke segmen menengah ke atas. 

Sedikit kilas balik, pada program yang pernah digagas oleh PT PLN, kompor induksi akan dibagi-bagikan kepada masyarakat miskin atau keluarga penerima manfaat (KPM). Tadinya program ini ditujukan untuk pengalihan konsumsi kompor LPG 3 Kg ke kompor listrik. Namun, pada September 2022 lalu, PLN mengumumkan program ini dibatalkan.  

Hal itu, diungkapkan Arifin Tasrif, kepada awak media, di Jakarta baru-baru ini. “Kami mungkin memikirkannya memulai ini dari segmen medium ke atas. Memang sudah punya daya (listrik) yang cukup jadi tidak usah lagi pakai LPG,” ujarnya, dalam keterangan tertulis diterima, Rabu (14/12).

Pada September, Menteri ESDM pernah menyampaikan penggunaan kompor listrik membutuhkan kapasitas terpasang listrik yang cukup besar. Kalau dengan pelanggan listrik berdaya 450 VA, daya listrik harus ditambah terlebih dahulu jika mau menggunakan kompor induksi. 

Melansir peta jalan transisi menuju karbon netral yang dipaparkan Arifin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, permintaan listrik akan terus meningkat di mana salah satu demand berasal dari penggunaan kompor induksi. 

Sampai dengan 2030, pengguna kompor induksi akan mencapai 18,1 juta rumah tangga. Kemudian hingga 2040 akan naik menjadi 37,9 juta rumah tangga dan pada 2060 akan mencapai 55 juta rumah tangga. 

Selain dari kompor listrik, Arifin menyampaikan pada 2060 demand ini juga akan didapat dari kendaraan listrik yang akan mencapai 65 juta mobil dan 175 motor. Sejalan dengan transisi energi menuju karbon netral, Dewan Energi Nasional (DEN) memproyeksikan pasokan listrik di 2060 tidak lagi dari pembangkit berbahan bakar fosil. 

Dengan ini emisi akan tersisa 129 juta ton CO2 pada sektor industri dan transportasi yang kelak akan diserap di sektor kehutanan. Adapun semua listrik dihasilkan dari pembangkit Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET).

 

KEYWORD :

ESDM Arifin Tasrif kompor listrik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :