Jum'at, 03/05/2024 19:19 WIB

Usai Diperiksa, Perantara Suap Bakamla Lari Terbirit-birit

Fahmi Habsyi disebut-sebut sebagai penghubung antara tersangka dengan sejumlah pejabat Bakamla.

Fahmi Habsyi (foto: tribunnews)

Jakarta - Saksi Ali Fahmi atau Fahmi Habsyi memilih jurus "kaki seribu" alias kabur saat keluar gedung KPK, Selasa (24/1/2017). Kelakukan itu terjadi  usai lelaki yang disebut-sebut penghubung suap proyek satelit monitor di Badan Keamanan Laut (Bakamla) merampungkan pemeriksaan sebagai saksi di gedung KPK, Jakarta.

Seorang diri, Fahmi Habsyi tampak keluar dari markas lembaga antikorupsi sekitar pukul 20.00 WIB. Awalnya, Fahmi Habsyi tampak santai saat beberapa langkah bertolak dari dalam gedung KPK.

Namun, hal itu berubah 180 derajat saat Fahmi Habsyi akan didekati awak media. Lelaki yang tampak mengenakan kaos berkerah motif garis-garis ini coba menghindarinya dengan berjalan cepat sembari menutupi wajahnya dengan tas hitam yang dibawanya.

Langkah Fahmi Habsyi pun semakin cepat saat satu persatu awak media coba menghampirinya. Melihat kondisi itu, Fahmi Habsyi justru berlari berlari "terbirit-birit".

Fahmi Habsyi yang juga merupakan Direktur Eksekutif Pusat Kajian (Pusaka) Trisakti ini diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Direktur Utama PT Merial Esa (ME), Fahmi Dharmawansyah.

Sebelumnya, tersangka sekaligus pegawai PT Melati Technofo Indonesia (MTI), M Adami Okta tak menampik Fahmi Habsyi sebagai penghubung antara pihaknya dengan pejabat Bakamla untuk menggarap proyek satelit monitor yang menghabiskan anggaran Rp 200 miliar. "Iya (Fahmi Habsyi jadi penghubung)," ungkap Adami usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Sayangnya, Adami memilih bungkam saat disinggung siapa pejabat Bakamla yang `dijual` Fahmi Habsyi yang juga Direktur Eksekutif Pusat Kajian (Pusaka) Trisakti. Dia hanya mengakui dirinya memang mengenal Fahmi Habsyi. "Kenal (Fahmi Habsyi)," tandas Adami.

Nama Fahmi Habsyi belakangan disebut-sebut sebagai penghubung antara tersangka Fahmi Dharmawansyah yang juga suami artis Inneke Koesherawati ini dengan sejumlah pejabat Bakamla. "Yah salah satu (penghubungnya) yang disebut itu pak Fahmi Al Habsyi itu," ujar Maqdir Ismail, pengacara Fahmi Dharmawansyah, di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (6/1/2017).

Dikatakan Maqdir, kliennya tidak pernah berhubungan dengan pejabat Bakamla untuk menggarap proyek satelit monitor. Menurut Maqdir, kliennya justru lebih banyak berhubungan dengan Fahmi Habsyi. Sebab, Fahmi Habsyi ini disebut-sebut memiliki koneksi dengan sejumlah pejabat di Bakamla.

"Pak Fahmi hampir tidak pernah berhubungan dengan orang-orang di Bakamla dia lebih banyak berhubungan dengan Fahmi Al Habsyi ini," tutur Maqdir.

Dalam kasus ini, penyidik KPK telah menjerat empat orang sebagai tersangka. Keempat orang itu yakni Fahmi Darmawansyah yang merupakan direktur PT Merial Esa yang juga direktur PT Melati Technofo Indonesia, Hardy Stefanus dan M Adami Okta, serta ‎Deputi Informasi, Hukum dan Kerjasama Bakamla, Eko Susilo Hadi.

Kasus itu terbongkar dari Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan Satgas KPK beberapa waktu lalu. Kini, Empat tersangka itu sudah ditahan KPK di rumah tahanan terpisah.  ‎ Kasus ini juga disidik Puspom TNI. Penyidik militer pun telah menetapkan Direktur Data dan Informasi Bakamla, Laksamana Pertama Bambang Udoyo sebagai tersangka. Dalam proses pengembanganya, Puspom TNI juga sempat menggeledah rumah Bambang.

Dari penggeledahan itu, penyidik mengamankan 80 ribu dolar Singapura dan 15 ribu dolar Amerika Serikat (AS). Uang itu diamankan lantaran diduga masih berkaitan dengan suap proyek satelit monitor Bakamla.
 ‎

KEYWORD :

Suap Bakamla




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :