Kamis, 02/05/2024 03:04 WIB

Menhub: Kolaborasi Kunci Sukses Angkutan Natal dan Tahun Baru 2023

Pelabuhan penyeberangan merupakan salah satu simpul transportasi yang akan mengalami peningkatan intensitas dalam melayani angkutan barang dan penumpang saat Nataru.

Forum Diskusi Transportasi yang digelar PT ASDP Indonesia Ferry dan Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (3/11/2022). Foto: jurnas.com

JAKARTA, Jurnas.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta seluruh pemangku kepentingan di angkutan penyeberangan mengedepankan sinergi dalam upaya melayani penumpang angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Pasalnya, kolaborasi menjadi kunci bagi kesuksesan pelayanan angkutan Nataru.

“Dalam mewujudkan angkutan penyeberangan yang tangguh dan berkeselamatan, kolaborasi antara stakeholder menjadi aspek penting,” kata Budi Karya saat menjadi pembicara kunci Forum Diskusi Transportasi bertema Sinergi untuk Negeri: Kolabroasi Stakeholder Mendukung Kelancaran Angkutan Penyeberangan Periode Angkutan Natal dan Tahun Baru 2023 yang digelar PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan Bisnis Indonesia, di Jakarta pada Kamis (3/11/2022).

Menhub menjelaskan seluruh pemangku kepentingan dalam angkutan penyeberangan perlu membangun komitmen bersama, kontribusi dan saling mendukung dalam upaya mewujudkan pelayanan angkutan penyeberangan yang aman, sehat dan selamat. Sebagai negara kepulauan, paparnya, Indonesia membutuhkan dukungan mobilitas transportasi baik angkutan laut maupun penyeberangan yang andal selama periode Natal dan Tahun Baru 2023.

Budi Karya mengatakan, pelabuhan penyeberangan merupakan salah satu simpul transportasi yang akan mengalami peningkatan intensitas dalam melayani angkutan barang dan penumpang saat Nataru.

Berdasarkan pengalaman dan momen angkutan Lebaran 2022, Budi Karya menyatakan masyarakat sangat antusias melakukan perjalanan darat dengan harapan mendapatkan pengalaman perjalanan yang selamat aman nyaman dan sehat. Selain itu, masyarakat juga berharap proses antrean di pelabuhan penyeberangan bisa lebih lancar lagi.

Pada Angkutan Lebaran 2022, ASDP Indonesia Ferry melayani sekitar 4,93 juta penumpang dan 1,18 juta unit kendaraan di 13 lintasan penyeberangan. Berbagai dinamika di lapangan telah terjadi pada saat arus mudik Lebaran berupa terjadi kepadatan antrean kendaraan yang relatif tinggi saat menuju Pelabuhan Merak, Banten.

“Untuk itu, saya mengimbau kepada ASDP selaku operator dan semua stakeholder penyedia angkutan penyeberangan mempersiapkan diri dengan meningkatkan kuantitas jumlah kapal dan kualitas pelayanan agar layanan Nataru berjalan lancar,” katanya.

Secara khusus, Budi Karya meminta BUMN penyeberangan menggencarkan sosialisasi layanan tiket elektronik Ferizy di empat pelabuhan utama. Keempat pelabuhan penyeberangan itu adalah Merak, Bakauheni, Ketapang dan Gilimanuk.

“Agar sosialisasi makin gencar dilakukan sehingga pengguna jasa dapat mempersiapkan perjalanan lebih baik dan tidak mengalami antrean yang sangat panjang,” tutur Budi Karya.

Sementara itu, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan implementasi tiket elektronik merupakan keniscayaan seiring era digitalisasi saat ini.

“Memang masih banyak kelemahan, tetapi kami terus melakukan perbaikan sistem tiket elektronik Ferizy sejak diterapkan pertama kali pada 1 Mei 2020,” kata Ira.

Khusus layanan pembayaran cashless dan dompet elektronik sudah hadir di 40 unit pelabuhan, yang terdiri atas 27 pelabuhan ASDP dan 13 non-ASDP

Masih terdapat lima pelabuhan akan mengimplementasikan cashless sekitar November 2022. Kelimanya adalah Pelabuhan Pagimana, Hunimua, Waipirit, Galala, dan Namlea.

“Secara keseluruhan, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) siap untuk melaksanakan Kegiatan Posko Angkutan Natal 2022 & Tahun Baru 2023 dengan persiapan di antaranya mulai dari aspek keselamatan, operasional, pelayanan, dan e-ticketing system,” kata Ira.

Khusus di lintasan Merak-Bakuheni, ASDP bersama dengan stakeholder terkait akan meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan melakukan strategi di antaranya mengimplementasikan skema delaying system (screening) di lima Rest Area Jalan Tol dan tiga Rumah Makan di Jalur arteri. Selain itu, optimalisasi proses screening, di mana pengguna jasa yang belum bertiket disaring dan diedukasi oleh petugas pelayanan Ferizy di delapan titik buffer zone.

Akademisi Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Ilham Malik menilai kebijakan delay system yang diterapkan pada rest area di jalan tol cukup efektif dalam mengantisipasi kepadatan pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni. 

“Pada Nataru nanti, delay system perlu diterapkan tidak di pelabuhan tetapi di rest area,” kata Ilham. 

Untuk menyukseskan Nataru 2023, dia juga meminta operator komitmen dan konsisten untuk mengoperasikan kapal sesuai jadwal.

Selain itu, memastikan digitalisasi ticketing berjalan smooth, dan masyarakat teredukasi serta  konsisten menghadirkan layanan prima,” katanya.

Khusus regulator, Badan Pengelola Transportasi Darat Kemenhub di Banten dan Lampung juga perlu memastikan jadwal operasi kapal dan penentuan kapasitas muat kapal. 

Turut hadir pada forum diskusi tersebut antara lain, Direktur Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Junaidi, Direktur Keamanan dan Keselamatan (Dirkamsel) Korlantas Polri Prof Chryshnanda Dwilaksana, pemerhati kebijakan publik Agus Pambagio, dan Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo.

Selain itu, hadir juga sebagai penanggap Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan, Ketua Umum INFA J.A. Barata, Ketua Umum Gapasdap Khoiri Soetomo, dan Ketua Bidang Advokasi DPP Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat sekaligus akademisi Unika Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno.

 

KEYWORD :

Nataru Menhub ASDP




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :