Minggu, 28/04/2024 21:18 WIB

Ukraina Cap Jaringan Televisi RT yang Dikendalikan Rusia Hasut Genosida

 Ukraina Cap Jaringan Televisi RT yang Dikendalikan Rusia Hasut Genosida.

Aplikasi RT News (Russia Today) terlihat di smartphone dalam ilustrasi ini yang diambil 27 Februari 2022. (Foto file: Reuters/Dado Ruvic)

JAKARTA, Jurnas.com - Ukraina mencap outlet media RT yang dikendalikan negara Rusia sebagai penghasut genosida pada Minggu (23/10) setelah seorang presenter mengatakan anak-anak Ukraina yang melihat Rusia sebagai penjajah di bawah Uni Soviet seharusnya ditenggelamkan.

Dalam beberapa jam, Margarita Simonyan, pemimpin redaksi saluran tersebut, mengatakan bahwa ia telah menangguhkan presenter, Anton Krasovsky, karena komentarnya yang "menjijikkan", menambahkan bahwa tidak ada seorang pun di RT yang berbagi pandangannya.

Dalam siaran acaranya minggu lalu, Krasovsky mengatakan anak-anak yang mengkritik Rusia seharusnya "dilemparkan langsung ke sungai dengan arus yang kuat".

Krasovsky adalah komentator pro-perang di TV Rusia yang telah diberi sanksi oleh Uni Eropa.

Ia menanggapi akun penulis fiksi ilmiah Rusia Sergei Lukyanenko tentang bagaimana, ketika ia pertama kali mengunjungi Ukraina pada 1980-an, anak-anak mengatakan kepadanya bahwa mereka akan menjalani kehidupan yang lebih baik jika bukan karena Moskow menduduki negara mereka.

"Mereka seharusnya ditenggelamkan di Tysyna (sungai)," jawab Krasovsky. "Tenggelamkan saja anak-anak itu, tenggelamkan mereka."

Atau, katanya, mereka bisa dimasukkan ke dalam gubuk dan dibakar. "Pemerintah yang masih belum melarang RT harus menonton kutipan ini," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter, menautkan ke klip wawancara.

"Hasutan genosida agresif (kami akan mengadili orang ini karena itu), yang tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara. Larang RT di seluruh dunia," tambah Kuleba.

Televisi pemerintah Rusia, yang sangat dikontrol oleh Kremlin, telah menjadi pendukung vokal invasi Rusia ke Ukraina.

Presenter secara rutin menolak laporan kejahatan perang Rusia dan banyak yang menggunakan airtime untuk meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengadopsi pendekatan yang lebih agresif untuk invasi.

Kremlin menyangkal pasukannya telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.

Dalam sebuah pernyataan di situs web RT, Simonyan menambahkan, "Untuk anak-anak Ukraina, serta anak-anak Donbas, dan semua anak lainnya, Saya berharap semua ini berakhir sesegera mungkin, dan mereka dapat hidup dan belajar lagi dengan damai - dalam bahasa yang mereka anggap asli."

KEYWORD :

Genosida Perang Ukraina dan Rusia Uni Soviet




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :