Kamis, 02/05/2024 00:50 WIB

BKKBN Ajak Pemangku Kepentingan Tingkatkan Nilai Indeks Ketentraman Dimensi iBangga

BKKBN Ajak Pemangku Kepentingan Tingkatkan Nilai Indeks Ketentraman Dimensi iBangga.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, problem keluarga saat ini masih cukup serius.

Data tersebut diperoleh dengan melakukan beberapa kunjungan kepada keluarga untuk memastikan indeks pembangunan keluarga atau iBangga terimplementasi dengan baik.

"Kita tentu prihatin dengan naiknya jumlah perceraian dimana di tahun 2021 angkanya sudah mencapai 580 ribu. Memang kalau kita secara cermat sejak 2015 angkanya terus meningkat," tutur Hasto pada kegiatan Sosialisasi iBangga, Jakarta, Selasa (17/10).

Seperti diketahui, dalam iBangga, terdapat tiga dimensi indeks pembangunan keluarga. Salah satunya adalah dimensi ketentraman, yang indikatornya meliputi pelaksanaan ibadah, kepemilikan akta nikah, kepemilikan jaminan kesehatan, konflik dalam kelurga, dan cerai hidup.

Hasto mengatakan, menekan tingginya angka perceraian menjadi tugas bersama dengan meningkatkan nilai indeks dari sisi ketentraman, yang merupakan dimensi pertama dari tiga dimensi iBangga.

"Ini menjadi PR kita semua. Kalau di BKKBN PR-nya Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) untuk bagaimana membuat strategi untuk meningkatkan nilai indeks dari sisi ketentraman karena tingginya angka perceraian," kata Hasto.

Kemudian Hasto juga mencatat, angka remaja yang mengalami gangguan mental-emotional disorders juga meningkat dari 6 persen pada tahun 2013 menjadi 9,8 persen tahun ini.

"Remaja-remaja kita atau calon keluarga prilakunya sudah berbeda. Ia punya cara hidup berbeda. Kadang-kadang kita sendiri kehabisan kosan kata untuk berbicara dengan mereka," ungkap Hasto.

Bukan hanya ganguan mental-emotional disorders yang mengalami kenaikan, lanjut Hasto, gangguan jiwa juga turut merangkak naik dari rata-rata 1,7/1000 pada tahun 2013 menjadi menjadi 7/1000 pada tahun 2018.

"Ini menjadi serius untuk kita perhatikan bersama karena ini menjadi bagian-bagian underline problem terkait masalah ketentraman sebagai unsur pertama dalam iBangga," kata Hasto.

"Oleh karena itu, kita tidak hanya fokus angka stunting yang kelihatan secara fisikly, tapi juga ingat ada angka yang lain penting untuk melihat unsur ketentraman di dalam keluarga," sambungnya. 

Terakhir, dokter spesialis obstetric dan ginekologi ini juga mengajak semua pemangku kepentingan untuk memiliki sense of crisis terhadap masalah kesehatan reproduksi, yang juga memprihatikan.

"Kita boleh bersedih juga ketika tahun 2017 mereka berhubungan seks pertama kali di usia 15 hingga 19 tahun. Jadi, orang berusia 20 hingga 24 tahun melakukan hubungan seks itu sedikit. Artinya seks pranikah akan semakin besar dan akan terus meningkat," ujarnya.

KEYWORD :

BKKBN Hasto Wardoyo Indeks Pembangunan Keluarga iBangga Anga Perceraian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :