Minggu, 12/05/2024 03:16 WIB

Lewat Audit Kasus Stunting, BKKBN Urai Penyebab Anak Jadi Stunting

Lewat Audit Kasus Stunting, BKKBN Urai Penyebab Anak Jadi Stunting

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menghadiri Musyawarah Daerah Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Provinsi Jawa Tengah di Hotel Quest Jalan Plampitan Semarang, Jumat (18/2).

JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencan Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa tujuan audit kasus stunting adalah untuk mendiskusikan dan mengurai sebab-sebab anak menjadi stunting.

"Jadi, beda audit lainnya. Kalau audit lainnya pertanggungjawaban uang. Ini tidak. Ini mengurai mengapa anak ini stunting," terang Hasto dalam kegitan `Coaching Audit Kasus Stunting Sesi 5`, yang digelar secara virtual, Senin (17/10).

Dijelaskan Hasto bahwa audit kasus stunting ini juga dihadiri para ahli, seperti fetomaternal, parenting, ahli gizi, psikologi, dan ahli-ahli lainnya, yang siap memberikan rekomendasi setiap permasalahan yang dihadapi anak.

"Mungkin ada ibu hamil yang bayinya di dalam perut tidak tumbuh-tumbuh itu didiskusikan di dalam audit kasus stunting. Di sana ada ahli, misalnya ahli fetomaternal akan memberikan rekomendasi bahwa kasus ini harus dilakukan bla bla," terang Hasto.

"Begitu juga ada yang memang tidak sakit, kedua orang tunya utuh, tapi makannya kurang mendapatkan perhatian, sehingga kajian dari ahli akan memberikan rekomendasi bla bla," sambungnya.

Lebih lanjut, Hasto menjelaskan bahwa desiminasi hasil audit kasus stunting ini selanjutnya akan diberikan kepada keluarga atau pendamping anak terkait rekomendasi yang harus dilakukan.

"Nah, sehingga ada namanya desisminasi hasil audit. Kalau desisminasi audit tidak perlu diumumkan ke lintas sektor, ke masaysrakat karena itu justru menjadi rahasia pasien. Justru hasil audit itu dibawa ke tim kecil mungkin keluarganya atau pendamping, ini harus dilakukan begini begini," sambungnya.

Mantan bapati Kulon Progo itu pun memaparkan tiga manfaat audit kasus stunting. Pertama, yakni mengatasi permasalahan anak yang selama ini belum terekspos dengan baik.

"Anak ini belum sempat ketemu ahlinya ahli, konsultan tidak pernah ketemu, tapi gara-gara ada audit kasus stunting, anak terekspos di depan ahli baik secara langsung maupun tidak langsung," kata Hasto.

Manfaat kedua, lanjut Hasto, yakni memperkaya pengetahuan tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang ada di kabupaten/kota, dan kecamatan soal stunting.

"Sehingga kita mendapat pengetahuan, oh ternyata stunting tidak cukup diberikan gizi seimbang, ternyata lingungnya juga harus bersih, ternyata orang tuanya juga harus memberikan parenting yang," tutur Hasto.

Di sisi lain, lanjut Hasto, manfaat yang keempat adalah para ahli juga ikut melek dan terbuka. Menurutnya, banyak kasus-kasus yang bisa menjadi material teaching.

Di desa sana ada kasus yang gini, di desa sana ada yang gitu. Aneh-aneh kasusnya. Jadi, ini akan membuka mata para dokter ahli anak, dokter ahli kebidanan, ahli parenting, psikologi, dan gizi, ternyata ada banyak cara yang bisa dipelajari," imbuhnya.

KEYWORD :

Audit Kasus Stunting BKKBN Hasto Wardoyo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :