Jum'at, 17/05/2024 08:54 WIB

Tokoh Pemuda Jayapura Ingatkan Lukas Enembe: Jangan Salah Gunakan Hukum Adat!

Lukas Enembe dituduh telah menyalahi aturan Pemerintah terkait gratifikasi senilai Rp1 miliar. Maka hukum yang dipakai untuk memeriksa Lukas adalah hukum Pemerintah. Lagian, dalam aturan adat pun tak ada disebutkan mengadili seseorang di lapangan terbuka.

Gubernur Papua Lukas Enembe (ANTARA/Hendrina Dian Kandipi)

Jayapura, Jurnas.com - Permintaan keluarga dan kuasa hukum Lukas Enembe kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memeriksa kasus korupsi Gubernur Papua itu diperiksa di lapangan terbuka dan disaksikan masyarakat menuai polemik.

Bagi tokoh pemuda dari Kabupaten Jayapura, Robert Entong, permintaan tersebut tak sesuai dengan hukum yang diterapkan di Indonesia.

“Pakai hukum apakah? Hukum pemerintah atau hukum adat?” tanya Robert dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (11/10).

Menurut dia, Lukas Enembe dituduh telah menyalahi aturan Pemerintah terkait gratifikasi senilai Rp1 miliar. Maka hukum yang dipakai untuk memeriksa Lukas adalah hukum Pemerintah. Lagian, kata dia, dalam aturan adat pun tak ada disebutkan mengadili seseorang di lapangan terbuka.

Lukas Enembe menjadi Gubernur Papua karena dipilih rakyat menggunakan hukum Pemerintah. Kami tidak pernah pilih dia jadi kepala suku,” kata Robert.

Dia meminta Lukas Enembe bersikap ksatria, mau bertanggung jawab atas semua perbuatannya sesuai hukum yang berlaku.

“Periksa di ruangan kan bisa disaksikan oleh masyarakat karena sudah ada media massa dan televisi yang bisa menyiarkan supaya masyarakat bisa melihat,” kata Robert.

Di sisi lain, lanjut dia, sikap Lukas Enembe dan keluarga yang berlit-belit diduga kuat agar bisa lepas dari jeratan hukum. “Buktikan ke KPK, apabila tidak ada kesalahan pasti dibebaskan. Jangan bawa-bawa adat dan menjadikan masyarakat sebagai tempat berlindung dari kesalahan,” tegas Robert.

Kepada masyarakat yang masih melindungi Lukas di kediaman pribadinya di Koya Tengah, Robert mengimbau untuk mengakhiri aksi mereka.

“Kumpul-kumpul ratusan orang, bawa panah, bawa kampak, bikin kami masyarakat Jayapura resah. Warga selalu khawatir, tidak bisa kerja dengan tenang,” terang ayah tiga anak ini sembari meminta para pendukung Lukas pulang ke rumah masing-masing, bekerja seperti biasanya untuk keluarga.

“Biarlah proses hukum yang berjalan. Masyarakat harus aman, bisa bekerja dengan tenang,” imbuhnya.

 

KEYWORD :

Gubernur Papua Lukas Enembe korupsi KPK kepala suku besar Robert Entong




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :