Sabtu, 04/05/2024 17:22 WIB

Konsep Kenusantaraan Sis Al Jufrie Telah Diterapkan Sebelum Deklarasi Juanda

Seminar nasional mengangkat tema Sayyid Idrus Bin Salim Aljufrie (Guru Tua) Meneroka Jalan Literasi Multikultural.

Seminar Nasional Sayyid Idrus Bin Salim Aljufrie. (Foto: Jurnas/Screenshot).

Jakarta, Jurnas.com- Pemerintah Maluku Utara bersama Instititut Agama Islam Negeri Ternate menyelenggarakan seminar nasional dengan tema “Sayyid Idrus Bin Salim Aljufrie (Guru Tua) Meneroka Jalan Literasi Multikultural”. Hadir sebagai narasumber Kepala Perpustakaan Nasional RI, Syarif Bando. Ia menyampaikan bahwa Habib Idrus bin Salim Aljufri sudah mengenal betul bahkan sudah menggalakkan konsep kenusantaraan dalam perjuangannya jauh sebelum deklarasi juanda di dengungkan.

“Meski konsep wawasan Nusantara baru lahir jauh setelah masa perjuangan Sayyid Idrus bin Salim AlJufri, tepatnya ketika deklarasi Djuanda di dengungkan pada 1957, tapi sebetulnya dasar-dasar konsep ini sudah dikenal betul, bahkan sudah digalakkan olehnya ketika untuk kedua kalinya ia menginjakkan kai di Indonesia pada 1922 dan mulai mendirikan lembaga pendidikan Al-Khairat pada 1930” ujar Syarif Bando, Selasa (6/9/2022).

“Belanda sempat menuding Sayyid Idrus mendirikan banyak cabang Al-Khairaat sebagai upaya mempengaruhi rakyat untuk membenci pemerintah kolonial Belanda, Pihak pemerintah kolonial sempat menyita kitan-kitab yang diajarkan di Al-Khairaat dan berusaha untuk untuk menutup madrasah ini,” sambungnya.

Sejalan dengan hal tersebut Walikota Palu Hi Hadiyanto Rasyid, SE menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Palu sangat mendorong serta mengharapkan Habib Idrus Bin Salim Aljufri dapat di kukuhkan sebagai Pahlawan Nasional.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai Pahlawannya, merujuk hal tersebut Pemerintah Kota Palu menyambut pengusulan Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional karenanya kami sangat mendorong Habib sayyid Idrus Bin Salim Al Jufri atau orang Tua kita Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional” ujar Hadiyanto.

Selanjutnya Hadiyanto menegaskan bahwa jejak kepahlawanan Guru Tua tidak dapat diragukan lagi dampaknya secara nasional bahkan dapat kita rasakan manfaatnya sampai saat ini khususnya di bidang pendidikan.

“Tracking atau jejak perjuangan Guru Tua tidak dapat diragukan dampaknya secara nasional di bidang pendidikan sehingga buah perjuangan tersebut dapat kita rasakan manfaatnya hingga saat ini, semoga dengan upaya pengusulan Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional semakin memperkuat eksistensi lembaga Alkhairat di lingkungan masyarakat serta dalam rangka memajukan pendidikan di wilayah Indonesia Timur,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut Walikota Ternate Tauhid Soleman menyampaikan bahwa Sayyid Idrus Bin Salim Aljufri sosok pendidik yang bukan hanya milik Sulawesi Tengah tetapi juga menjadi kecintaan masyarakat Maluku khususnya Ternate.

“Alkhairat selalu melekat dalam diri setiap masyarakat Ternate, memberikan penguatan keislaman yang benar-benar menyentuh pada sosio-kultur masyarakat Ternate” ujar Tauhid.

“Semangat untuk mengembangkan sumber daya manusaia di Ternate, benar-benar terinspirasi dari pendidikan Alkhairaat serta gaya kepemimpinan dari Sang Guru Tua Sayyid Idrus bin salim AlJuifri,” lanjutnya.

Dalam perspektif lain Dosen UIN Palu Dr Gani Jumat menyampaikan bahwa Ibu Guru Tua adalah asli warga negara Indonesia berasal dari Wajo Sengkang, Sulawesi Selatan.

“Jiwa kebangsaan Guru Tua adalah Proses genetik dari gen Ibunya yang sangat Indonesia oleh karena itu sejak kedatangannya membuka Madrasah Alhairaat dan pelaksanaan Muktamar Alkhairat I pada tahun 1956, Guru Tua tidak pernah mempersoalkan  Pancasila sebagai dasar negara,” jelas Gani Jumat.

Seminar nasional tersebut dilaksanakan secara hybrid di auditorium IAIN Ternate di buka oleh Gubernur Maluku Utara Bapak K.H Gani Kasuba.

KEYWORD :

Al Jufrie Deklarasi Juanda Seminar Nasional




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :