Kamis, 02/05/2024 06:18 WIB

Akademisi IPB: Saatnya Gaungkan Konsumsi Pangan Lokal

Akademisi IPB: saatnya gaungkan konsumsi pangan lokal.

Tanaman singkong (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prima Gandhi mendorong pemerintah mengantisipasi melonjaknya harga gandum dampak perang Rusia dan Ukraina dan krisis pangan dunia akibat perubahan iklim ekstrim.

"Saya mendukung kebijakan pemerintah yang masyarakat untuk mengonsumsi pangan lokal dan produk olahannya dari singkong, sorgum hingga sagu sebagai pengganti gandum. Saatnya kita gaungkan konsumsi pangan lokal, jangan bergantung pada gandum," kata Gandhi di Bogor, Kamis (11/8).

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), total impor gandum Indonesia 2021 sebesar 11,6 juta ton, yang berasal dari Australia, Ukraina, Kanada, Amerika dan lainnya.

Gandhi menambahkan kekhawatiran naiknya harga gandum pun telah diungkapkan Presiden Jokowi dalam acara zikir dan doa kebangsaan 77 tahun Indonesia merdeka di Jakarta 1 Agustus 2022 bahwa di negara lain, harga pangan sudah naik 30 persen, 40 persen, 50 persen.

"Karena apa? Mereka yang makan gandum, baik di Asia, Afrika, Eropa, sekarang berada di posisi yang sangat sulit, sudah mahal dan barangnya tak ada. Akibat ancaman krisis global harga gandum naik 2-3 kali lipat dan bahkan akan berkepanjangan," ujarnya.

Karena itu, Gandhi menilai membangkitkan pangan lokal untuk menggantikan gandum adalan langkah yang tepat. "Saatnya mandiri pangan lokal," kata Gandhi.

Lebih lanjut Gandhi menegaskan kondisi global sangat sulit ini agar menjadi pelajaran bahwa ketergantungan pangan dari impor seperti gandum, kedelai, bawang putih dan lainnya adalah tidak baik. Pun kondisi ini menyadarkan semua pihak untuk mengonsumsi pangan lokal

"Saatnya kita lebih sadar untuk mencintai produk dalam negeri. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang mandiri pangannya," ucapnya.

KEYWORD :

Prima Gandhi Harga Gandum Konsumsi Pangan Lokal




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :