Jum'at, 03/05/2024 23:43 WIB

Wakapolri Sambangi Komnas HAM Bahas Kasus Penembakan Brigadir J

Ini merupakan kedatangan pertama kali Komjen Gatot dkk ke Komnas HAM setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta

Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono dan jajaran sambangi Komnas HAM

Jakarta, Jurnas.com - Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono beserta Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto dan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mendatangi kantor Komnas HAM, Jumat (15/7) sore.

Perwira tinggi Polri itu disambut oleh jajaran pimpinan Komnas HAM, yaitu Ahmad Taufan Damanik selaku ketua, Choirul Anam, Beka Ulung Hapsara, dan Sandra Moniaga selaku anggota.

Kedatangan jajaran kepolisian ini untuk membahas soal kasus baku tembak gang menewaskan Brigadir J di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.

Ini merupakan kedatangan pertama kali Komjen Gatot dkk ke Komnas HAM setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) guna mengusut kasus itu.

"Tujuan dari teman-teman dari Mabes Polri yang dipimpin Pak Wakapolri tadi, tujuannya adalah untuk kembali mendiskusikan mengenai koordinasi antara tim khusus yang dibentuk oleh Mabes Polri, dalam hal ini dibentuk oleh Kapolri dan tim yang dimiliki oleh Komnas HAM," ucap Taufan di kantornya, Jakarta.

Komnas HAM, kata Taufan, akan bekerja berdasarkan UU 39 Tahun 1999 dengan melakukan pemantauan, penyelidikan dan monitoring terhadap penegakan hukum.

"Kebetulan sekarang ada peristiwa yang menarik perhatian banyak masyarakat, bahkan juga menarik perhatian Pak Presiden maka kemudian kita bertemu secara resmi antara pihak kepolisian RI dengan Komnas HAM," sambung dia.

Dikatakan Taufan, antara Komnas HAM dengan Polri tak terlalu banyak berdiskusi pada pertemuan hari ini. Sebab, kedua lembaga acapkali bekerja sama mengusut kasus serupa.

Kendati bekerja sesuai fungsinya masing-masing, Taufan mengatakan tidak menutup kemungkinan soal saling membantu terkait data antara Polri dan Komnas HAM.

"Misalnya sebagai contoh, misalnya manakala Komnas HAM membutuhkan data-data forensik yang lebih mendalam, tentu kami akan meminta bahan-bahan yang ada di tim kepolisian, dan hal-hal lain," kata Taufan.

"Sebaliknya, karena kami juga melakukan proses pemantauan, penyelidikan ke berbagai tempat, ya bisa jadi juga kami punya bahan-bahan yang kami miliki, tetapi tidak dimiliki oleh tim khususnya Mabes Polri, kami bisa juga sharing, membagikan kan ya," imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Komjen Gatot Eddy Pramono.
Meski bekerja berdasarkan SOP masing-masing, tetapi akan tetap saling berkoordinasi.

"Tentu di lapangan nanti ada beberapa hal yang dikoordinasikan, tadi Pak Ketua (Taufan) menyampaikan ketika mungkin nantinya diperlukan data tertentu yang dibutuhkan, dan bertemu dengan tim kami, contohnya di laboratorium forensik atau kedokteran forensik, kami bisa menghadapkan dari pada anggota kami dari kedokteran forensik, seperti itu nanti akan kita lakukan koordinasi ini," katanya dalam kesempatan yang sama.

Dia pun memastikan bahwa Polri bekerja secara profesional terkait peristiwa penembakan ini.

"Polri di sini akan bekerja secara profesional khususnya tim yang sudah dibentuk Pak Kapolri ini, akan bekerja transparan profesional dan tentunya akuntabel dalam hal ini," ujar Komjen Gatot.

Diketahui, Bharada E menembak Brigadir J hingga tewas di kediaman Irjen Ferdy Sambo. Baku tembak antara keduanha terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo, wilayah Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, pukul 17.00 WIB pada Jumat (8/7/2022).

Brigadir J merupakan sopir dinas istri Ferdy Sambo, Putri. Sedangkan, Bharada E adalah anggota yang ditugaskan sebagai pengawal dan pengamanan Ferdy Sambo.

Peristiwa berdarah ini berawal saat Brigadir J masuk ke kamar pribadi Putri, dan melakukan pelecehan seksual hingga menodongkan senjata api ke kepala Bhayangkari itu.

Putri teriak dan terdengar oleh Bharada E yang tengah berada di lantai dua rumah.  Dia langsung melihat ke bawah dan menanyakan kejadian itu kepada Brigadir J.

Namun, Brigadir J melakukan tembakan tujuh kali. Di mana, tembakan dari Brigadir J selalu meleset.

Sementara Bharada E membalas aksi itu sebanyak lima letusan tembakan dari lantai dua rumah. Hingga akhirnya mengenai tubuh Brigadir J yang mengakibatkan meninggal di tempat.

KEYWORD :

Kasus penembakan Brigadir J Bakutembak Polisi Ferdy Sambo Komnas HAM




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :