Kamis, 09/05/2024 20:07 WIB

Kementan Motivasi Penyuluh Berinovasi di Bidang Pertanian

Kementan motivasi penyuluh berinovasi di bidang pertanian.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, pada agenda Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) volume 26 yang dilakukan secara virtual dari AOR BPPSDMP, Selasa (5/7).

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus memaksimalkan peran penyuluh dalam pengembangan sektor pertanian. Penyuluh menjadi garda terdepan dalam peningkatan produksi dan produktivitas komoditas berdaya saing guna mewujudkan swasembada pangan dan penerapan teknologi pertanian modern. 

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian itu bisa berkembang baik dengan peran penyuluh.

"Penyuluh itu pendamping petani, sumber informasi petani. Jadi, jika penyuluh kebanyakan di kota daripada di desa maka rusak ini karena penyuluh harusnya di desa membimbing petani, penyuluh adalah komunikator, penyuluh itu integrator, penyuluh adalah motivator, penyuluh adalah organisator, penyuluh adalah dinamisator. Ini terus saya pantau,” kata Mentan Syahrul. 

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, pada agenda Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) volume 26 yang dilakukan secara virtual dari AOR BPPSDMP, Selasa (5/7).

Dedi mengatakan, tugas penyuluh sebagai fasilitator, inovator dan juga sebagai konsultan agribisnis, karena yang dibangun pertanian modern dengan cara cerdas dan menghasilkan duit yang banyak, bukan hanya kebutuhan keluarga.

“Penyuluh yang lengkap yaitu yang mampu melaksanakan tuksi secara lengkap, sebagai fasilitator harus dapat terobosan, penyuluh harus mendengar apa yg dikeluhkan petani dan penyuluh adalah penyambung lidah petani,” jelas Dedi .

Ia berharap penyuluh dapat memberikan motivasi kepada petani bahwa bekerja di pertanian itu ibadah karena menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan pertanian dapat menghasilkan duit.

Edisi Ngobras volume 26 bertemakan Budidaya Koi dengan Mina Padi bikin Happy, hadir sebagai narasumber Limatul Lailiya yang merupakan penyuluh pertanian Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Beliau menjelaskan bahwa ia melakukan konsep budidaya yang mengintegrasikan antara budidaya ikan dan tanaman padi dalam satu sistem budidaya sawah. Sistem mina padi dapat diterapkan pada budidaya ikan mas, gurame, nila, koi, lele dan udang galah.

“Pemeliharaan ikan dengan sistem mina padi dilakukan dengan peningkatan kualitas dan jumlah rumpun padi per hektar melalui sistem Jajar Legowo," jelas Limatul Lailiya.

Ia menjelaskan, latar belakang mengapa menerapkan sistem ini diantaranya banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi. Mina padi mampu mengefisiensi pemanfaatan lahan padi 80%,Efisiensi penggunaan pupuk, bibit padi dan pakan ikan dan Meningkatkan produksi padi dari 5 – 6 ton/Ha/ panen menjadi 8 – 10 ton/ha/panen.

“Meningkatnya jumlah pembudidaya Koi di Kabupaten Blitar menjadikan pembudidaya dihadapkan dengan masalah penyaluran hasil usaha budidaya. Saat ini kami mengatasinya dengan melakukan penjualan melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, Youtube, Twitter, marketplace lainnya, yang mana dalam dunia pemasaran dikenal dengan Digital Marketing," tutup Limatul Lailiya.

KEYWORD :

Dedi Nursyamsi BPPSDM Penyuluh Pertanian Agribisnis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :