Minggu, 28/04/2024 17:40 WIB

Rudal Rusia Hantam Pusat Perbelanjaan Ukraina, 11 Tewas dan 40 Orang Cedera

Rudal Rusia hantam pusat perbelanjaan Ukraina, 11 tewas dan 40 orang cedera.

Sebuah pusat perbelanjaan terkena serangan rudal Rusia di Kremenchuk, Ukraina pada 27 Juni 2022 [Telegram/V_Zelenskyy_official/Reuters

JAKARTA, Jurnas.com - Serangan rudal Rusia menghantam pusat perbelanjaan yang ramai di kota Kremenchuk, Ukraina tengah.  Sedikitnya 11 orang dan melukai 40 lainnya.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengunggah video yang memperlihatkan kebakaran besar dan asap hitam mengepul ke langit akibat serangan rudal tersebut.

Zelenskyy mengatakan pusat perbelanjaan itu tidak memberikan ancaman bagi tentara Rusia dan tidak memiliki nilai strategis. Ia menuduh Rusia menyabotase upaya orang-orang untuk menjalani kehidupan normal, yang membuat para penjajah sangat marah.

"Rusia terus mengeluarkan impotensinya pada warga sipil biasa. Tidak ada gunanya mengharapkan kesusilaan dan kemanusiaan di pihaknya," katanya.

Gubernur wilayah Poltava tengah, Dmytro Lunin menulis di Telegram bahwa 11 orang kini telah dipastikan tewas dalam serangan rudal ganda di pusat perbelanjaan yang ramai. Disampaing itu, petugas penyelamat terus mencari sekiranya ada warga yang terjebak di dalam gedung.

"Ini adalah tindakan terorisme terhadap warga sipil," katanya secara terpisah, menunjukkan tidak ada target militer di dekatnya yang bisa menjadi sasaran Rusia.

Petugas pemadam kebakaran dan tentara terlihat memindahkan potongan logam yang hancur saat mereka mencari korban selamat. "Kami tidak mengerti berapa banyak orang yang masih tersisa di bawah puing-puing," kata kepala layanan penyelamatan regional di televisi.

Walikota Vitaliy Maletskiy menulis di Facebook bahwa serangan itu menghantam daerah yang sangat ramai, yang 100 persen dipastikan tidak memiliki hubungan dengan angkatan bersenjata.

Serangan itu memicu kecaman dari pejabat Ukraina di seluruh dunia, termasuk menteri luar negeri Dmytro Kuleba, yang menyerukan lebih banyak persenjataan berat untuk dikirim ke Ukraina dan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.

Kantor Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres mengutuk serangan itu sebagai sangat menyedihkan.

Juru bicara Guterres, Stephane Dujarric pada konferensi pers harian mengatakan, Kremenchuk sejauh ini terhindar dari serangan langsung dalam konflik tersebut. "Setiap serangan yang menghantam pusat perbelanjaan benar-benar menyedihkan," kata pejabat PBB itu.

"Kami sekali lagi menekankan bahwa para pihak berkewajiban berdasarkan hukum humaniter internasional untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil," tambahnya.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan serangan di mal itu menunjukkan kedalaman kekejaman dan barbarisme pemimpin Rusia, Vladimir Putin.

"Putin harus menyadari bahwa perilakunya tidak akan melakukan apa pun selain memperkuat tekad bahwa Inggris dan setiap negara G7 lainnya mendukung Ukraina selama diperlukan," katanya.

Sementara itu, para pemimpin Barat terus berjanji dengan teguh dan terus mendukung Kyiv.

Sekretaris Jenderal aliansi militer, Jens Stoltenberg mengatakan, NATO akan setuju memberikan dukungan militer lebih lanjut ke Ukraina - termasuk komunikasi yang aman dan sistem anti-drone - ketika para pemimpinnya bertemu di Spanyol untuk pertemuan puncak pada Selasa.

Pertempuran Severodonetsk dan Lysychansk adalah bagian dari peningkatan ofensif Rusia untuk menguasai wilayah Donbas yang lebih luas dari Ukraina.

Sumber: Aljazeera

KEYWORD :

Rudal Rusia Pusat Perbelanjaan Ukraina Volodymyr Zelenskyy




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :